TariCendrawasih terinspirasi oleh burung cendrawasih, yang dikenal dalam bahasa Bali sebagai manuk dewata Jenis burung tersebut dikenal suka menari dan menyanyi ketika berupaya untuk melakukan perkawinan. Tari Cendrawasih adalah salah satu dari beberapa tari Bali yang terinspirasi oleh burung; tarian lainnya meliputi tari Manuk Rawa dan
GongBali. Gong adalah salah satu alat musik daerah Bali yang keberadaannya telah dikenal sejak abad ke-14. Dahulu kala, barang ini banyak digunakan di dalam kuil-kuil kerajaan Hindhu sebagai sarana penandaan terhadap suatu waktu dan juga peringatan akan terjadinya sesuatu. Gong khas Bali ini dibuat dari bahan logam murni dan biasanya berwarna
Berikuttari tradisional Bali yang populer : Tari Baris Tunggal Tari Baris merupakan salah satu tarian sakral yang digunakan oleh umat Hindu di Bali sebagai pelengkap di suatu upacara keagamaan agama Hindu di Bali. Sifat sakral dalam tari Baris ialah, bahwa tari ini merupakan sebuah tarian untuk membuktikan kedewasaan seseorang dalam segi jasmani.
Salahsatu ekosistem laut yang paling penting adalah terumbu karang. Sebaran terumbu karang di Bali melingkupi daerah pantai sepanjang 331,5 km dengan luas 7.592 ha. Sebaran ini meliputi Kabupaten Buleleng, Karangasem, Klungkung, Badung,
KeunikanTari Tunggal Terlengkap Beserta Penjelasannya. Seni tari merupakan salah satu diantara banyak cabang cabang seni yang sampai saat ini masih dapat dikembangkan oleh para penarinya dan tetap mendapatkan perhatian dari masyarakat. Bentuk perhatian tersebut ditunjukan dengan adanya apresiasi seni tari dari masyarakat melalui
odFvP1. Tari Telek Bali adalah salah satu tarian tradisional Bali yang terkenal dengan gerakan-gerakan dinamis dan ini biasanya dipentaskan dalam acara-acara adat seperti upacara keagamaan, pernikahan, dan acara kebudayaan lainnya. Telek berasal dari kata “telek-telek” yang artinya adalah melompat-lompat. Gerakan dalam tarian Telek Bali memang didominasi oleh gerakan melompat-lompat yang diiringi dengan irama musik yang khas. Selain itu, tari Telek Bali juga menampilkan gerakan tangan yang anggun dan ekspresif, serta kostum yang indah dan ini menjadi salah satu simbol budaya Bali yang harus dilestarikan dan dijaga keasliannya sebagai warisan budaya yang Tari Telek BaliAsal Usul Tari TelekPerkembangan Tari TelekMakna Tari TelekSimbolisme Tari TelekKostum Tari TelekAksesoris Tari TelekMusik dan Instrumen dalam Tari TelekAkhir KataFAQTari Telek Bali memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan nilai-nilai budaya Bali. Meskipun tidak ada catatan sejarah pasti mengenai asal-usul tarian ini, namun dapat disimpulkan bahwa tari Telek Bali sudah ada sejak zaman purbakala masa itu, tarian ini dipentaskan sebagai ekspresi kegembiraan dan rasa syukur masyarakat Bali atas hasil panen yang itu, tari Telek Bali juga dipentaskan dalam rangka memohon keselamatan dan kesejahteraan dari para dewa dan berjalannya waktu, tari Telek Bali semakin berkembang dan dianggap sebagai salah satu tarian yang penting dalam tradisi masa pemerintahan Raja Bali, tari Telek sering dipentaskan dalam acara-acara kerajaan untuk menghibur para tamu penting. Tarian ini juga mengalami perkembangan dari segi gerakan dan kostum yang semakin indah dan era modern ini, tari Telek Bali tetap dijaga kelestariannya dan dipentaskan dalam berbagai acara adat, keagamaan, dan kebudayaan di ini juga semakin dikenal oleh masyarakat luas, baik di dalam maupun di luar negeri, sebagai salah satu budaya Bali yang mempesona. Sebagai warisan budaya yang berharga, tari Telek Bali terus dilestarikan agar dapat terus disaksikan dan dinikmati oleh generasi Usul Tari TelekAsal usul Tari Telek Bali masih belum dapat dipastikan secara akurat, namun dipercayai berasal dari zaman purbakala ini diyakini memiliki kaitan dengan kegiatan bercocok tanam dan panen padi, karena gerakan dalam tarian Telek Bali menggambarkan kegembiraan dan rasa syukur masyarakat Bali atas hasil panen yang itu, tarian Telek Bali juga dihubungkan dengan upacara-upacara keagamaan dan kepercayaan masyarakat Bali yang dipentaskan sebagai bentuk persembahan dan doa kepada para dewa dan juga beberapa legenda yang mengisahkan tentang asal-usul Tari Telek Bali. Salah satu legenda tersebut bercerita tentang seorang raja yang memerintahkan rakyatnya untuk membuat tarian baru yang diambil dari gerakan melompat-lompat saat tersebut kemudian digabungkan dengan gerakan tangan yang elegan dan diiringi dengan musik tradisional Bali yang khas. Tarian yang diciptakan kemudian diberi nama Telek, yang berasal dari kata “telek-telek” yang artinya adalah asal-usul Tari Telek Bali masih belum dapat dipastikan secara pasti, namun tarian ini tetap dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Bali yang Juga Tari Kecak Bali Asal-usul, Sejarah, Makna dan GerakanTari Cendrawasih Bali Sejarah, Asal, Makna dan GerakanTari Cenik Bali Sejarah, Asal, Makna dan GerakanTari Jauk Manis Sejarah, Asal, Makna dan GerakanTari Kebyar Duduk Sejarah, Asal, Makna dan GerakanTari Oleg Tamulilingan Sejarah, Asal, Makna dan GerakanTari Trunajaya Bali Sejarah, Asal, Makna dan GerakanPerkembangan Tari TelekPerkembangan Tari Telek Bali terjadi seiring dengan perubahan zaman dan nilai-nilai budaya yang berkembang di Bali. Pada masa lalu, Tari Telek Bali dipentaskan sebagai ekspresi kegembiraan dan rasa syukur masyarakat Bali atas hasil panen yang ini juga digunakan dalam acara adat seperti pernikahan, upacara keagamaan, dan acara-acara kerajaan untuk menghibur para tamu seiring dengan perkembangan zaman, Tari Telek Bali mengalami perubahan dari segi gerakan dan penampilan. Gerakan dalam tarian ini semakin dinamis dan kompleks, serta ditambah dengan sentuhan modern untuk menarik minat generasi yang digunakan juga semakin variatif dan indah, dengan tambahan aksesoris yang semakin era modern ini, Tari Telek Bali juga semakin dikenal oleh masyarakat luas di dalam dan luar negeri, sebagai salah satu budaya Bali yang mempesona. Tarian ini sering dipentaskan dalam berbagai acara kebudayaan di Bali dan juga dalam acara-acara internasional sebagai bentuk promosi wisata bagian dari warisan budaya Bali yang berharga, Tari Telek Bali terus dilestarikan dan dijaga keasliannya agar dapat terus dinikmati oleh generasi Tari TelekTari Telek Bali memiliki beberapa makna dan simbolisme yang terkandung dalam gerakan dan penampilannya. Salah satu makna utama dari Tari Telek Bali adalah rasa syukur dan kegembiraan atas hasil panen yang dalam tarian ini menggambarkan kegembiraan dan kebersamaan masyarakat Bali dalam merayakan hasil panen yang itu, Tari Telek Bali juga memiliki makna keagamaan dan kepercayaan. Tarian ini sering dipentaskan dalam acara-acara upacara keagamaan sebagai bentuk persembahan dan doa kepada para dewa dan dalam tarian ini juga dihubungkan dengan filosofi Tri Hita Karana, yaitu konsep keseimbangan antara manusia, alam, dan itu, Tari Telek Bali juga mengandung simbolisme dalam kostum dan aksesoris yang digunakan. Kostum dalam Tari Telek Bali biasanya berwarna-warni dan terbuat dari kain tradisional Bali yang indah, dengan tambahan aksesoris seperti sanggul, selendang, dan hiasan kepala yang semakin memperindah penampilan para dan aksesoris ini juga mengandung makna keindahan dan kehalusan, serta simbolisme yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya keseluruhan, Tari Telek Bali memiliki makna yang dalam dan kompleks, yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat tarian ini, masyarakat Bali dapat mengungkapkan rasa syukur, kegembiraan, dan spiritualitas mereka dalam bentuk seni yang indah dan Tari TelekTari Telek Bali memiliki beberapa simbolisme yang terkandung dalam gerakan, kostum, dan aksesoris yang adalah beberapa contoh simbolisme dalam Tari Telek BaliGerakan melompat-lompat dalam tarian ini melambangkan kegembiraan dan kebersamaan dalam merayakan hasil panen yang tangan yang halus dan elegan dalam tarian ini melambangkan keindahan dan kehalusan, serta simbolisme yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya Bali seperti kebaikan, keramahan, dan yang digunakan dalam Tari Telek Bali memiliki simbolisme yang berkaitan dengan keindahan dan kehalusan. Kostum biasanya terbuat dari kain tradisional Bali yang indah, dengan tambahan aksesoris seperti sanggul, selendang, dan hiasan kepala yang semakin memperindah penampilan para yang digunakan dalam Tari Telek Bali, seperti sanggul, selendang, dan hiasan kepala, juga memiliki simbolisme yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya Bali, seperti keindahan, kehalusan, dan keseluruhan, Tari Telek Bali mengandung simbolisme yang berkaitan dengan kegembiraan, keindahan, kehalusan, kebersamaan, spiritualitas, dan nilai-nilai budaya Bali yang kaya dan konteks kebudayaan Bali, Tari Telek Bali merupakan salah satu tarian yang sangat penting dan menjadi bagian dari identitas budaya simbolisme-simbolisme yang terkandung dalam tarian ini, masyarakat Bali dapat memperkuat dan mempertahankan kearifan lokal mereka, serta memperkenalkan budaya Bali yang kaya dan beragam kepada masyarakat Tari TelekKostum yang digunakan dalam Tari Telek Bali sangatlah khas dan unik. Biasanya, kostum yang dipakai dalam tarian ini terdiri dari kebaya atau baju adat Bali dengan kain batik atau songket yang berwarna-warni, serta aksesoris seperti sanggul, selendang, dan hiasan yang digunakan dalam Tari Telek Bali memiliki desain yang sangat khas dengan lengan yang pendek dan kerah yang tinggi. Kebaya tersebut biasanya terbuat dari bahan sutra atau kain katun, dan dihiasi dengan motif-motif tradisional Bali yang kebaya, kostum dalam Tari Telek Bali juga dilengkapi dengan kain batik atau songket yang dibalutkan di pinggang dan disertai dengan hiasan pinggul yang terbuat dari mutiara atau kain. Kain ini biasanya berwarna-warni dengan motif tradisional Bali yang yang digunakan dalam Tari Telek Bali juga sangatlah khas dan unik. Sanggul atau rambut palsu yang biasanya digunakan dalam tarian ini dibuat dengan sangat detail dan terlihat sangat yang digunakan juga sangat penting dan terkadang dihiasi dengan bordir tangan yang sangat kepala juga menjadi bagian penting dari kostum dalam Tari Telek Bali. Hiasan kepala yang digunakan biasanya terbuat dari bunga segar atau kain dan dihiasi dengan kancing mutiara atau manik-manik yang terlihat keseluruhan, kostum dalam Tari Telek Bali sangatlah khas dan indah dengan warna-warni yang cerah dan motif-motif tradisional Bali yang indah. Kostum tersebut menunjukkan keindahan dan kehalusan budaya Bali yang kaya dan Tari TelekAksesoris yang digunakan dalam Tari Telek Bali juga sangatlah khas dan beragam. Beberapa aksesoris yang sering digunakan dalam tarian ini antara lainSanggul atau rambut palsu yang biasanya digunakan dalam Tari Telek Bali dibuat dengan sangat detail dan terlihat sangat cantik. Sanggul tersebut terbuat dari rambut palsu yang diikat dengan pita dan dihiasi dengan bunga-bunga yang digunakan dalam tarian ini sangatlah penting dan terkadang dihiasi dengan bordir tangan yang sangat rumit. Selendang tersebut biasanya dikenakan di bahu atau diikat di kepala juga menjadi bagian penting dari aksesoris dalam Tari Telek Bali. Hiasan kepala yang digunakan biasanya terbuat dari bunga segar atau kain dan dihiasi dengan kancing mutiara atau manik-manik yang terlihat dan kalung yang terbuat dari manik-manik atau batu-batu kecil juga sering digunakan dalam tarian ini. Aksesoris tersebut dihiasi dengan warna-warni yang cerah dan motif-motif tradisional Bali yang atau sandal yang digunakan dalam Tari Telek Bali biasanya terbuat dari bahan kulit atau anyaman daun pandan. Sepatu atau sandal tersebut biasanya berwarna cokelat dan terlihat sangat sederhana namun menggunakan aksesoris yang sangat khas dan beragam, Tari Telek Bali semakin terlihat indah dan tersebut juga menunjukkan keindahan dan kehalusan budaya Bali yang kaya dan dan Instrumen dalam Tari TelekMusik dan instrumen memainkan peran penting dalam Tari Telek Bali. Musik yang digunakan dalam tarian ini biasanya adalah musik tradisional Bali yang disebut dengan terdiri dari sekelompok instrumen musik yang terbuat dari logam, seperti gong, kendang, saron, dan yang paling penting dalam gamelan adalah gong, yang berfungsi sebagai pemimpin irama dalam musik. Gong digunakan untuk menandai awal dan akhir dari setiap bagian musik dalam tarian, serta memberikan petunjuk kepada para gamelan, alat musik lain yang digunakan dalam Tari Telek Bali adalah kempli atau ceng-ceng. Kempli adalah sejenis gong kecil yang dimainkan dengan cara dipukul dengan digunakan untuk memberikan variasi dalam irama dan mempertegas aksen dalam itu, Tari Telek Bali juga sering ditemani oleh vokal atau nyanyian. Nyanyian tersebut dilantunkan oleh seorang penyanyi yang disebut dengan biasanya duduk di samping panggung dan menyanyikan lagu-lagu tradisional Bali yang sesuai dengan irama musik yang keseluruhan, musik dan instrumen dalam Tari Telek Bali sangatlah khas dan memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan dan makna dalam tarian dan irama musik yang indah, serta suara vokal yang merdu, semakin menambah keindahan dan keunikan Tari Telek KataSecara keseluruhan, Tari Telek Bali merupakan salah satu tarian tradisional Bali yang sangat khas dan memukau. Tarian ini memiliki sejarah dan makna yang dalam, serta dibuat dengan perpaduan gerakan yang indah dan dinamis, musik yang khas, serta kostum dan aksesoris yang sangat khas dan Telek Bali juga menjadi simbol keindahan dan kehalusan budaya Bali yang kaya dan beragam, serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas dan kebanggaan masyarakat adalah beberapa FAQ tentang Tari Telek BaliApa itu Tari Telek Bali?Tari Telek Bali adalah tarian tradisional Bali yang berasal dari daerah Karangasem, Bali. Tarian ini merupakan bagian dari upacara adat yang biasanya dilakukan pada saat perayaan keagamaan atau acara-acara penting gerakan dalam Tari Telek Bali?Gerakan dalam Tari Telek Bali biasanya sangat dinamis dan membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam setiap gerakan. Gerakan tersebut menggambarkan keindahan alam dan kehidupan sehari-hari di makna dari Tari Telek Bali?Tari Telek Bali memiliki makna yang dalam dan biasanya menggambarkan kehidupan, keindahan alam, serta keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Tari ini juga menjadi simbol keindahan dan kehalusan budaya Bali yang kaya dan saja kostum dan aksesoris yang digunakan dalam Tari Telek Bali?Kostum dan aksesoris dalam Tari Telek Bali sangatlah khas dan beragam, antara lain sanggul, selendang, hiasan kepala, gelang dan kalung, serta sepatu atau sandal yang terbuat dari bahan kulit atau anyaman daun saja instrumen musik yang digunakan dalam Tari Telek Bali?Instrumen musik yang digunakan dalam Tari Telek Bali biasanya adalah musik tradisional Bali yang disebut dengan gamelan, yang terdiri dari sekelompok instrumen musik yang terbuat dari logam, seperti gong, kendang, saron, dan gender. Selain itu, tarian ini juga ditemani oleh vokal atau nyanyian dari sinden.
Tarian Bali – Setelah pada pembahasan sebelumnya yaitu tentang, pakaian adat Bali, senjata tradisional Bali, dan juga suku bangsa Bali. Pada kesempatan kali ini, akan menyajikan artikel tentang tarian khas Bali yang tidak kalah unik dan juga populer dibandingkan dengan tarian tradisional lainnya. Bali adalah salah satu destinasi wisata yang menjadi wajah Indonesia bagi para wisatawan mancanegara. Pulau Dewata ini telah menyimpan beragam kearifan lokal dengan keanekaragama budaya pada setiap sudutnya. Salah satu dari warisan kebudayaan yang telah menjadi karakter Bali yaitu dari Tarian tradisionalnya. Hal ini dapat dilihat pada saat kita berkunjung ke Bali. Hampir dapat dipastikan, kita akan disuguhi dengan aneka jenis tarian khas Bali. Tarian ini dapat dibawakan oleh seluruh elemen masyarakat, baik itu orang tua, muda, laki-laki maupun perempuan. Keelokan tari asli Bali Nampak dari gerakan, iringan musik, arti dan juga filosofi yang dikisahkan, kesakralan, nilai budaya, dan penggunaan kostum serta properti pada saat menari. Tari bali adalah pintu bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk lebih mengenal warisan luhur Pulau Dewata ini. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa perlakuan dan kesadaran untuk dapat menjaga eksistensi budaya Indonesia agar tetap lestari di masa mendatang. Seperti dengan menggelar pementasan saat upacara budaya dan keagamaan, sebagai sarana hiburan, ajang komunikasi masyarakat, dan juga mempelajari aneka tarian tradisional khas daerah masing-masing. Seni TariTari TradisionalTarian BaliJenis-jenis Tarian Bali1. Tari Kecak2. Tari Barong3. Tari Cendrawasih Bali4. Tari Kebyar Duduk Bali5. Tari Topeng Bali6. Tari Puspanjali7. Tari Baris8. Tari Janger Bali9. Tari Tenun Bali10. Tari Gambuh Bali11. Tari Telek Bali12. Tari Wiranata13. Tari Panyembrama14. Tari Sanghyang Bali15. Tari Kupu-Kupu Bali16. Tari Baris Tunggal17. Tari Wirayuda Bali18. Tari Trunajaya Bali19. Tari Legong Bali20. Tari Pendet Bali21. Tari Durga Mahisasura Mardini22. Tari Cilinaya Bali23. Tari Panji Semirang Daerah Bali24. Tari Margapati25. Tari Gopala26. Tari Condong28. Tari Belibis29. Tari Manukrawa30. Tari Rejang BaliPenutup Seni Tari Sumber Seni tari adalah bagian dari sebuah kesenian dengan media ungkapan gerakan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah menyampaikan pengertian seni tari yaitu salah satu bentuk kesenian yang mempunyai media ungkap atau substansi gerak melalui gerakan manusia. Adapula pengertian lain tentang seni tari, seperti berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia yang telah menjelaskan bahwa seni tari ialah aliran seni yang berkaitan dengan gerak badan tangan dan lainnya yang berirama dan pada umumnya diiringi bunyi musik gamelan dan lainnya. Substansi dasar di dalam tarian yaitu gerak. Namun gerak yang dimaksud bukan gerakan realistis atau keseharian, melainkan sebuah gerakan ekspresif. Gerak ekspresif adalah gerakan indah dan mampu untuk mempengaruhi perasaan melalui ritme tertentu. Gerak indah tersebut tidak terbatas pada gerakan lembut atau halus, karena dapat juga gerakan kuat, kasar, keras, dan juga penuh tekanan dapat menghasilkan gerakan yang indah. Baca juga Tarian Jawa Timur Tari Tradisional sumber Setidaknya ada lebih dari 117 tarian daerah yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia. Beberapa diantaranya bahkan sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia, misalnya tari Bali yaitu tari barong ket, tari baris, tari rejang, tari legong keraton, dan tarian lain sebagainya. Tari tradisional merupakan suatu tarian yang berasal dari masyarakat daerah tertentu yang secara turun-temurun di wariskan serta sudah menjadi budaya asli masyarakat setempat. Suatu tarian dapat dikategorikan sebagai salah satu tari tradisional jika mempunyai ciri misalnya berkembang secara turun-temurun, diiringi musik tradisional, dan juga berkembang di masyarakat umum. Tari tradisional di Indonesia dibagi menjadi 3 jenis tarian, yakni tari klasik yang merupakan tari tradisional yang lahir di lingkungan kraton, hidup dan berkembang pada sejak zaman feudal, serta dapat diwariskan secara turun temurun di kalangan bangsawan. Contohnya yaitu tari serimpi, tari bedhaya, tari bondan dan sebagainya. Kemudian untuk tari kerakyatan atau folkasik adalah salah satu tarian tradisional yang lagi dari kebudayaan masyarakat lokal, hidup, dan berkembang di masa primitif serta diturunkan secara waris sampai saat ini. Misalnya yaitu tari polostom, bardin, dan juga erang. Sedangkan untuk tari kreasi baru merupakan tarian klasik yang diubah dan dikembangkan sesuai zaman dengan cara mempertahankan nilai yang dimilikinya. Misalnya yaitu tari merak dan juga tari kupu-kupu. Sumber Tarian adat tradisional Bali adalah salah satu warisan budaya dari leluhur yang sudah sebaiknya dilestarikan oleh masyarakat Indonesia, khususnya para warga Bali itu sendiri. Di dalam dunia pendidikan, tarian Bali harus terus dipelajari oleh murid serta guru. Jangan sampai dihilangkan atau malah dijauhkan dari dunia akademis. Jika ini nantinya terjadi, maka perlahan banyak warga Bali yang akan meninggalkan seni tari Bali tersebut. Kita tidak dapat menepiskan bahwa , masifnya budaya asing akan terus menggempur Indonesia, masuk terus menerus dan kemudian mempengaruhi banyak remaja-remaja di Indonesia. Padahal kita paham betul bahwa belum tentu budaya asing lebih baik daripada budaya dalam negeri ini sendiri. Hanya saja di dalam era globalisasi sekarang ini, kita tidak dapat mencegah informasi budaya asing yang masuk ke Indonesia. Yang dapat kita lakukan yaitu memperkuat imunitas budaya nusantara agar tetap di gemari di masyarakat Indonesia. Jenis-jenis Tarian Bali sumber Baiklah, tanpa berlama-lama lagi, langsung kita bahas satu persatu tentang ulasan dari tarian adat tradisional daerah Bali dan juga fakta yang harus diketahui oleh banyak orang. 1. Tari Kecak Tari Kecak merupakan tarian tradisional Bali yang telah memadukan seni tari dan juga kisah drama, terutama yaitu kisah tentang lakon Ramayana. Hampir semua pemain utamanya yaitu laki-laki, kecuali Dewi Sita dan juga beberapa pengiring perempuannya. Tari Kecak ini sendiri diciptakan dan dipopulerkan oleh Wayan Limbak bersama dengan seorang pelukis asal Negara Jerman yaitu Walter Spies pada tahun 1930 an. Di dalam pertunjukan tarian ini menggunakan banyak penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan kata “cak” dan kemudian mengangkat kedua lengan, selain itu ada pula para penari utama yang menjadi lakon memerankan tokoh-tokoh Ramayana misalnya Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan juga Sugriwa. Penggalan epos yang dilakonkan di dalam tari kecak merupakan kisah Ramayana saat barisan kera dan anoman membantu Rama melawan Rahwana. Para penari yang duduk melingkar tersebut memakai kain poleng atau kain motif kotak-kotak putih hitam layaknya papan catur melingkari pinggang mereka. 2. Tari Barong Jika pada budaya Cina sering kita melihat pertunjukan aksi Barongsai, maka di daerah Bali juga mempunyai tari serupa yang bernama tari Barong. Tarian ini dapat diperkirakan telah ada sebelum munculnya agama Hindu di Nusantara sehingga tarian ini adalah tari sakral yang hanya dapat dipentaskan pada upacara ritual tertentu. Kata Barong ini berasal dari kata “bahruang” yang berarti juga beruang. Tari Barong dimainkan oleh 2 orang laki-laki yang bertindak sebagai bagian kepala serta bagian badan barong sehingga kelihatannya seperti binatang berkaki empat. Ada beragam tari barong dengan fungsi dan juga tradisi yang berbeda, diantaranya yaitu tari barong macan, barong bangkal, barong gajah, barong asu, barong blasblasan, barong landing, barong keket atau ket. Tari Barong yang biasa ditampilkan pada saat ini yaitu tari barong ket. Jenis tari barong ini mempunyai kostum dan juga gerak tari yang lengkap, bentuknya yaitu perpaduan antara binatang singa, sapi atau boma, dan macan. 3. Tari Cendrawasih Bali I Gde Manik merupakan orang yang telah menciptakan tari cendrawasih dan pertama kali ditampilkan di subdistrik atau kecamatan Sawan di Kabupaten Buleleng pada tahun 1920an. Akan tetapi tari Cendrawasih yang biasa dipertunjukan pada masa kini merupakan hasil olahan koreografi oleh N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem, yang telah diaransemenkan pada penampilan pertamanya pada tahun 1988. Tari Cendarwasih Bali menggambarkan keindahan dari burung Cendrawasih. Burung yang merupakan salah satu ikon di tanah Papua tersebut dalam masyarakat Bali dikenal sebagai Manuk Dewata. Tari Cendrawasih ini dapat dipentaskan oleh 2 orang wanita yang berperan sebagai burung cendrawasih jantan dan juga cedrawasih betina. Gerak dari kedua burung ini ibarat seorang sepasang burung yang telah memadu kasih. Mereka meliuk-liuk layaknya sedang menari dan juga menyanyi ketika menjelang perkawinan. 4. Tari Kebyar Duduk Bali Tari Kebyar duduk ini diciptakan oleh seorang maestro seni asal kabupaten Tabanan Bali pada tahun 1925 yang bernama I Ketut Mario. Tari kebyar duduk juga biasa disebut dengan tari Kebyar Terompong jika tarian ini dimainkan menggunakan instrument Terompong. Tari ini dinamakan Kebyar Duduk karena sebagian besar gerak-gerakan tarinya dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang atau bersila. Bagian dari gerak tari yang dapat dilakukan dengan posisi sulit yaitu setengah jongkok, dan juga terlihat unik ketika penari dapat bergerak melangkah atau berpindah tempat dengan begitu cepat. Sama halnya dengan tarian Baris, tari Kebyar Duduk adalah tarian tunggal. Jika tari Baris mengilustrasikan gerakan para ksatria atau prajurit Bali pada umumnya. Dalam tarian Kebyar penekannya yaitu pada penari itu sendiri yang menginterpresentasikan nuansa musik dengan ekspresi wajah dan gerakan. Pencipta dari tarian ini terdiri atas empat bagian, yakni kebyar, pepeson, pangandeng, dan juga pangecet. Tari Kebyar Duduk menggambarkan seorang pemuda yang menari dengan sangat lincah mengikuti irama gamelan. 5. Tari Topeng Bali Tari topeng merupakan salah satu tari tradisional bali yang sakral bagi masyarakat bali. Jika kita berbicara tentang budaya tanah air, maka Indonesia mempunyai beberapa tari topeng, antara lain yaitu tari Topeng Cirebon dari Jawa Barat, Topeng Reog, Topeng Malang, Topeng Ireng, dan Tari Topeng lainnya. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa topeng telah ada di dunia sejak prasejarah. Aksesoris yang dipakai pada wajah ini juga dapat dimanfaatkan di dalam pertunjukan seni drama dan juga seni tari. Pada masyarakat hindu bali keberadaan dari topeng sangat berkaitan erat dengan ritual keagamaan. Topeng Bali merupakan sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, pada umumnya yang ditampilkan di tengah masyarakat yaitu seni yang disakralkan. Tuah dari topeng yang telah merepresentasikan dewa-dewa sudah dipercaya mampu menganugrahkan ketentraman dan juga keselamatan. 6. Tari Puspanjali Tari Puspanjali adalah tari penyambutan untuk para tamu kehormatan. Tarian ini dapat dipentaskan oleh penari putri dengan jumlah penari antara 5-7 orang dengan membawa bokoran atau piring tradisional yang berisi aneka kuntum bunga harum. Tari Puspanjali dapat menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang juga dinamis. Puspanjali ini berasal dari kata puspa bunga dan Anjali sambutan penghormatan. Tarian ini banyak mengambil inspirasi dari gerakan tarian Rejang, dan juga menggambarkan sejumlah gadis dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau mereka. Tarian Puspanjali ini telah diciptakan oleh Swasthi Wijaya penata tari dan I Nyoman Windha penata tabuh pengiring pada tahun 1989. 7. Tari Baris Tari Baris adalah salah satu tari perang yang menggambarkan keperkasaan para prajurit atau ksatria. Tari Baris umumnya dipentaskan oleh 8 sampai 40 pria yang menggunakan pakaian tradisional para pejuang lengkap dengan ornament pada kepala, lamak, badog, awir, baju beludru, dan celana panjang. Tari Baris adalah salah satu tarian sakral yang biasanya dipertunjukan pada moment-moment khusus di area pura. Di dalam peragaan tarinya, tari Baris diawali dengan gerakan yang hati-hati layaknya seorang prajurit yang sedang mencari musuhnya di daerah yang belum dikenal. Ketika sampai di tengah panggung, para penari tersebut mulai berjinjit, bergerak lebih cepat dan dengan gerakan yang gesit berputar di atas satu kaki. Masyarakat setempat telah percaya bahwa pementasan tari Baris di perayaan tertentu mempunyai kekuatan magis para dewa dewi dan juga leluhur turun di dunia untuk memberi berkat. Jadi tarian ini dipersembahkan untuk mereka sebagai pertunjukan serta rasa syukur.. Baca Juga Pakaian Adat Sumatera Utara 8. Tari Janger Bali Tari Janger ini sudah muncul di era tahun 1930 an, tarian ini muncul dilator belakangi oleh nyanyian bersahut-sahutan dari orang-orang yang memetik kopi. Nyanyain sahut-sahutan tersebut mempunyai tujuan untuk menghapuskan rasa lelah pada saat memanen biji kopi. Nyanyian sederhana inilah yang kemudian telah berkembang dan menjadi inspirasi terciptanya tari Janger. Tari Janger ini dimainkan secara berpasangan dengan jumlah penari 10 sampai 16 orang, lalu dibagi dalam kelompok putri yang dinamakan janger dan juga dinamakan kecak. Mereka menari sambil menyanyikan lagu Janger secara bersahut-sahutan. Lirik lagu Janger ini sendiri telah diadopsi dari nyanyain Sanghyang, sebuah tarian ritual kuno. 9. Tari Tenun Bali Tari Tenun ini diciptakan oleh I Nyoman Ridet dan juga I Wayan Likes pada tahun 1962. Tari tenun ini juga mempunyai fungsi untuk melestarikan kebudayaan tenun-menenun yang ada di daerah Bali dan melestarikan alat-alat tradisional yang dipakai dalam menenun. Kisah penggambaran tari tenun dimuai dari sebuah proses memintal benang sampai pada proses menenun dengan perasaan senang dan juga gembira. Tarian ini biasanya dibawakan oleh tiga orang penari atau lebih. Busana dari Tari Tenun terdiri dari Kepala menggunakan lelunakan, pakaiannya terdiri dari tapih, kamen, dan juga selendang yang dililitkan di dada dan sabuk prada, tata rias hampir sama dengan tarian lain; bunga sandat 3 buah di gunakan di kepala. 10. Tari Gambuh Bali Tari Gambuh merupakan sebuah drama tari warisan budaya Bali yang telah memperoleh pengaruh dan juga drama tari zaman Jawa-Hindhu di daerah Jawa Timur, yang dikenal dengan nama Raket Lalaokaran. Raket Lalaokaran yang dapat disebut Gambuh Ariar merupakan pertunjukan berlakon yang merupakan perpaduan antara Raket dengan Gambuh. Gambuh abad XVI ini merupakan tarian perang yang merupakan kelanjutan dan Bhata Mapdtra Yuddha, yaitu tarian perang untuk menghibur rakyat Majapahit yang sedang melakukan upacara Shreiddha. Drama tari klasik yang telah lahir di Puri pada masa lampau, masih terus dilestarikan diberbagai daerah di Bali yang pada zaman dahulu adalah wilayah kekuasaan kerajaan. Raket telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang dan baru disebut lagi dalam Kidung Warjban Wideya pada abad XVI. Kemudian tarian ini berkembang dan juga lestari di Bali serta memberi pengaruh kesenian masyarakat Bali. Salah satu drama tari yang telah mendapat pengaruh dari Gambuh yaitu drama tari opera arja. Arja merupakan drama tari opera yang memakai tembang dan dialog sebagai media ungkap lakon yang ditampilkan. 11. Tari Telek Bali Tari Telek sampai sekarang ini masih sering dipentaskan secara teratur oleh sejumlah banjar atau desa adat di Bumi Serombotan, Klungkung. Jenis tari wali ini adalah warisan leluhur yang pantang untuk tidak dipentaskan. Keyakinan ini begitu mengkristal dihati karma Banjar adat Pancoran. Gelgel dan Desa Adat Jumpai, mereka telah melestarikan kesenian ini dari tahun ke tahun, dari sebuah generasi ke generasi sampai tidak tergerus oleh arus zaman. Begitu kuatnya mereka dalam menjaga kesenian ini, sampai-sampai seluruh pakem pada pementasan Tari Telek ini dipertahankan secara sakler. Warga setempat telah meyakini bahwa pementasan Telek ini sebagai salah satu sarana untuk meminang keselamatan dunia, khususnya di daerah wilayah banjar atau desa adat mereka. Jika nekat tidak mementaskan tarian ini, sama halnya dengan mengundang kehadiran sasab penyakit pada manusia, merana hama-penyakit pada tanaman dan ternak, dan juga marabahaya lainnya yang dapat mengacaukan harmonisasi didunia. 12. Tari Wiranata Tari Wiranata ini telah menggambarkan kesan gagah dari seorang penari dan cocok sekali dalam melukiskan seseorang yang telah mempunyai pengaruh dan wibawa misalnya seorang raja. Di dalam pertunjukannya, tari Wiranata pada umumnya dapat ditarikan oleh remaja putri. Namun memungkinkan juga ditarikan oleh penari putra, baik itu dalam pementasan berkelompok atau seorang diri. Tarian ini adalah tari kreasi yang telah diciptakan oleh I Nyoman Ridet pada tahun 1960. 13. Tari Panyembrama Tari Panyembrama merupakan jenis tarian penyambutan, tari ini juga sering dipentaskan di dalam upacara agama hindu di pura sebagai tari pelengkap persembahan sebelum tari Sanghyang atau tari Rejang. Gamelan yang dipakai di dalam tarian ini yaitu gong kebyar dan dalam pentasnya memakai pakaian adat Bali. Tari Panyembrama ini dipentaskan oleh sejumlah penari perempuan yang dirancang sedemikian rupa, sampai lirik mata, senyum , dan gerak gemulai tubuhnya dapat terlihat anggun mempesona. Tarian ini telah diciptakan oleh I Wayan Berata pada tahun 1970. 14. Tari Sanghyang Bali Salah satu tari sakral seorang umat Hindu di pulau Bali yaitu tari Sanghyang. Tari yang merupakan sisa-sisa kebudayaan pra-hindhu ini umumnya ditarikan oleh dua gadis yang masih kecil dan juga dianggap masih suci. Sebelum dapat menarikan tari sanghyang ini para calon penarinya harus menjalankan beberapa pantangan, misalnya tidak boleh lewat di bawah jemuran pakaian, tidak boleh berkata jorok dan juga kasar, tidak boleh berbohong, dan juga tidak boleh mencuri. Tarian ini sendiri biasa dipentaskan untuk fungsi sebagai pelengkap upacara atau sebagai media untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa atau daerah. Selain untuk dapat mengusir wabah penyakit, tarian ini juga dipakai sebagai sarana pelindung terhadap ancaman dari kekuatan magi hitam. Tari Sanghyang ada beberapa jenis diantaranya yaitu Sanghyang Dedari, Sanghyang Deling, Sanghyang Penyalin, dan juga Sanghyang Celeng. 15. Tari Kupu-Kupu Bali Menurut catatan sejarah tarian Bali, tari Kupu-kupu ini telah diciptakan oleh I Wayan Beratha pada tahun 1960an. Tarian kupu-kupu adalah jenis tarian groub putri yang dapat dimainkan oleh 5 orang perempuan atau lebih. Tarian ini telah menggambarkan binatang kupu-kupu berwarna biru tua atau tarum yang sedang terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya. Secara filosofis, tarian kupu-kupu ini merupakan penggambaran keindahan, kedamaian, dan juga eksotoknya pulau Bali. Baca juga Tarian Aceh 16. Tari Baris Tunggal Menurut beberapa informasi yang terdapat di Kidung Sunda, tarian ini dapat diperkirakan sudah ada sejak pertengahan abad ke 16. Dinaskah tersebut terdapat sebuah keterangan tentang adanya tujuh jenis baris yang dapat dibawakan di dalam upacara kremasi di Jawa. Selain itu, terdapat juga sebuah keterangan yaitu pada awal kemunculannya tari baris Tunggal ini adalah bagian dari ritual keagamaan pada saat itu. 17. Tari Wirayuda Bali Tari Wirayuda adalah salah satu tarian yang bertemakan peperangan dan menunjukan kegagahan sosok laki-laki prajurit kerajaan. Tari Wirayuda ini sendiri berasal dari dua kata, yaitu wira yang berarti pahlawan dan yudha yang berarti perang. Tari ini dapat ditarikan oleh 2 sampai 4 pasang penari pria yang membawa senjata tombak. Tarian ini adalah seni kreasi tari tradisional modern yang diciptakan oleh I Wayan Dibia pada tahun 1979 melalui Sanggar Tari Bali Waturenggong. Tari Wiyayudha ini diciptakan untuk menggambarkan sekelompok prajurit bali dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan perang. Di dalam pementasannya, para penari tersebut menggunakan hiasan ikat kepala berbentuk udengan-udengan. 18. Tari Trunajaya Bali Tari Trunajaya menggambarkan gerak gerik seorang pemuda yang baru menginjak usia dewasa. Tarian ini berasal dari kata teruna yang artinya pemuda dan juga jaya artinya jaya puncak. Gerakan dan juga ekspresinya telah menggambarkan prilaku seorang remaja yang tubuh kuat, penuh enerjik, emosional, dan gerakannya senantiasa untuk memikat hati seorang gadis. Tari Trunajaya ini termasuk tari putra dengan ekspresif keras. Kreasi tarian yang berasal dari daerah Bali Utara ini diciptakan untuk sebuah tarian hiburan yang dapat dinikmati saat-saat perayaan tertentu. Tari Trunajaya termasuk dalam kategori balih-balihan atau sebagai tarian media hiburan. Tari Trunajaya ini diciptakan pada tahun 1915 oleh Pan Wandres dalam kebyar Legong dan lalu disempurnakan oleh I Gede Manik. Sebagai salah satu media hiburan tarian ini dapat dipentaskan dimana saja. Misalnya di halaman pura, di lapangan atau panggung tertutup maupun panggung terbuka, dan di tempat-tempat lainnya. 19. Tari Legong Bali Pada awalnya tarian ini hanya dipertontonkan di lingkungan kraton. Kata Legong ini berasal dari kata “leg” yang berarti luwes atau elastis, dan kata “gong” yang berarti musik gamelan. Dengan demikian arti dari Legong berarti tarian lemah gemulai yang terikat oleh irama musik gamelan gong. Tari Legong adalah salah satu tari klasik yang telah tercipta pada zaman kerajaan. Ada beberapa jenis tari Legong yang eksit dan telah berkembang di Bali, antara lain tari Legong Lasem atau kraton, Legong Jobog, Legong Legod Bawa, Legong Kuntul, Legong Smaradahana, dan juga Legong Sudarsana. Tari Legong ini ditarikan oleh 2-3 orang penari yang menghadirkan tokoh “Condong”, sebagai pembuka tarian ini, namun ada kalanya tari legong ini tidak dapat menghadirkan tokoh tersebut, tergantung dari jumlah penarinya. Gamelan yang telah mengiringinya di kenal dengan nama Semar Pegulingan. Ciri khas lain yang lain dari Tari Legong merupakan penarinya menggunakan kipas, kecuali penari dengan tokoh Condong. 20. Tari Pendet Bali Tarian ini sebagai simbol penyambutan atas turunnya dewa dan dewi ke alam dunia. Tari Pendet merupakan jenis tari klasik yang dipentaskan dalam kegiatan pemujaan atau upacara keagamaan di pura. Seiring dengan perkembangan zaman, tari penyambutan ini telah diadopsi menjadi tari hiburan balih-balihan untuk menyambut tamu dari tari pembukaan dalam acara resmi. Pada tarian ini, kita akan sedikit mempelajari gerakan-gerakan dasar tari Bali. Tidak seperti halnya tarian pertunjukan yang telah memerlukan pelatihan intensif, Pandet dapat juga ditarikan oleh semua orang, namun kebanyakan wanita, dewasa maupun gadis dengan menari sambil membawakan perlengkapan sesajen hiasan bunga. Tarian ini telah diajarkan paling pertama kali jika kita ingin mempelajari tari Bali, karena tari Pendet ini semacam basic untuk dapat menari tarian yang lainnya. 21. Tari Durga Mahisasura Mardini Tari Durga Mahisasura Mardini adalah salah satu tari kreasi yang telah terinspirasi dari kisah Durga Mahisasura Mardini yang tertulis didalam lontar Siwagama. Secara umum, garapan dari tari kreasi ini tidak lepas dari latar belakang budaya Bali. Sebagai salah satu wilayah tempat kisah Durga Mahisasura Mardini lahir dan juga berkembang. Selain itu juga dari segi estetis. Tarian kreasi ini juga tidak lepas dari esensi tarian bali yang ada pada umumnya. Tata rias, busana yang digunakan, hingga musik yang mengiringinya. Baca juga Pakaian Adat Dayak 22. Tari Cilinaya Bali Tari Cilinaya ini pada awalnya telah diciptakan untuk dipentaskan oleh Sekaa Gong Patra Kencana Singapadu. Tarian ini telah diciptakan oleh I Wayan Dibia yakni salah satu seorang maestro tari tradisional Bali pada tahun 1986. Gagasan lahirnya dari tarian ini telah terinspirasi dari ornament cili. Cili sendiri adalah salah satu ornament khas didalam busana para penari tari Cili yang berupa sehelai kain panjang yang pada bagian ujungnya lancip dengan motif yang berwarna-warni. Cili yang sudah menjadi bagian busana para penari melambangkan sebuah keceriaan dan juga kegembiraan melalui pesan utama dan tarian ini. 23. Tari Panji Semirang Daerah Bali Tarian Panjing Semirang ini termasuk tari pertunjukan atau hiburan sehingga tidak dipentaskan di areal pura. Tarian ini telah mengisahkan tentang seorang putri raja yang bernama Galuh Candrakirana yang telah pergi mengembara ke luar istana dan menyamar menjadi laki-laki yang bernama Raden Panji. Tari Panji Semirang ini adalah sebuah tarian yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942. 24. Tari Margapati Tari Margapati ini telah diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Tari Margapati ini berasal dari kata marga yang berarti binatang, dan pati yang berarti raja. Tari ini merupakan sebuah tarian yang telah melukiskan gerak-gerak seekor raja hutan atau singa yang sedang berkelana di tengah hutan untuk dapat memburu mangsanya. Tarian ini adalah tari Tunggal yang ditarikan oleh satu orang penari putar. Namun dalam hal ini tari Margapati dapat dibawakan oleh seorang perempuan dengan ekpresi mimik yang gagah. Tari Margapati dalam tari profan mempunyai fungsi sebagai media hiburan di masyarakat dan biasa dipentaskan dalam mengisi acara upacara agama atau upacara resmi lainnya. 25. Tari Gopala Tarian Gopala ini merupakan ciptaan bersama antara I Nyoman Suarsa penata tari dan juga I Ketut Gede Asnawa sebagai penata iringan dengan ekspresi gerakan tari yang humoris dengan materi gerak yang merupakan perpaduan antara gerak-gerik tari Bali yang sudah ada. Tari Gopala adalah tari tradisi Bali yang telah menceritakan tingkah laku sekelompok penggembala sapi di suatu ladang atau tempat penggembalaan. Kata Gopala ini diambil dari bahasa Kawi yang berarti penggembala sapi. Tari Gopala ini umumnya dipentaskan oleh 4 sampai 8 orang penari putra. 26. Tari Condong Tari Condong merupakan tari tradisional yang dapat diperkirakan tercipta pada abad ke 19 di lingkungan kraton atau istana kerajaan Bali, sehingga tidak dapat diketahui lagi dengan pasti tokoh yang telah menciptakan tari. Tari Condong umumnya dipakai sebagai pendahuluan dari tari legong, tarian ini bawakan dengan diiringi oleh gamelan pangulingan. Menurut kepercayaan para masyarakat, bahwa asal mula tari ini berasal dari seorang pangeran dari Sukawati yang sakit parah. Kemudia ia mendapatkan penglihatan gaib dua gadis cantik yang menari dengan anggun yang ditemani musik gamelan. Setelah pangeran tersebut sudah sehat kembali, pangeran ini mengulang tarian yang pernah dilihatnya tersebut. 27. Tari Ciwa Nataraja Tarian Siwa Nataraja merupakan simbol dari agama, ilmu, dan juga seni pengetahuan yang digabungkan menjadi satu. Tari Ciwa Nataraja adalah sebuah tari Ciwa Nataraja merupakan manifestasi Siwa sebagai penari tertinggi alias dewanya para penari. Gerakan Ciwa adalah pancaran tenaga prima yang lalu menyatu sehingga terciptalah alam semesta ini. Begitu menurut kepercayaan masyarakat Bali. Dalam tarian Brahman yang tanpa akhir dari sebuah penciptaan, pemeliharaan dan peleburan, tersembunyi suatu pengertian yang dalam tentang alam semesta kita. Nataraja, Raja Tari, memiliki empat tangan. Tangan kanan atas memegang drum atau gendering dari mana hasil-hasil ciptaan terus keluar tiada hentinya Tuhan merupakan sumber dari segala ciptaan. 28. Tari Belibis Tari Belibis ini diciptakan oleh Swasthi Wijaya Bamdem koreografer dan juga I Nyoman Widha selaku pengiring tabuh pada tahun 1984. Tarian ini telah diilhami oleh cerita Angling Dharma yang merupakan seorang Raja. Di dalam pengembaraannya, Angkling Dharma bertemudengan seorang putri raksasa pemakan manusia. Raksasa tersebut merasa khawatir rahasianya diketahui oleh Angling Dharma, kemudian dikutuklah Angling Dharma menjadi seekor burung Belibis yang hidup di air. Tarian ini ditarikan oleh seorag perempuan secara berkelompok. Gerakan dari tari burung Blibis tidak hanya berkaitan dengan kelenturan tubuh, akan tetapi juga berhubungan dengan tenaga yang dipakai. Misalnya layaknya seorang burung, tari Blibis mengedepankan gerakan kepala dan juga leher, pandangan mata, dan juga gerakl tangan serta gerak kaki. Musik dan juga gamelan yang telah mengiringi tarian ini terkesan licah dan agresif. Beberapa alat musik yang dipakai antara lain gangsa, cengceng, reong, kempul, penyahcah, suling, gong, kendang, jegogan, dan juga kajar. Baca juga Tarian Lampung 29. Tari Manukrawa Pada awal mulanya tarian Manukrawa ini adalah bagian dari sendratari Mahabharat Bale Gala-Gala karya tim Sendratari Ramayana atau Mahabharata di daerah provinsi Bali yang ditampilkan dalam pesta kesenian Bali pada tahun 1980. Kemudian keindahan dari tari ini dikembangkan menjadi tari lepas untuk tujuan media hiburan. Tarian Manukrawa pertama kali diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia seorang koreografer dan I Wayan Beratha seorang composer. Merujuk asal katanya, Manukrawa ini berasal dari kata Manuk yang artinya burung dan rawa yang artinya rawa-rawa. Tarian ini pada umumnya dipentaskan oleh 5 sampai 7 orang penari wanita. Tarian Manukrawa adalah salah satu tarian kreasi baru yang menggambarkan perilaku sekolompok burung manuk air rawa sebagai yang telah dikisahkan didalam cerita Wana Parwa di Eppos Mahabharata. Gerakan dari tari ini diambil dari tari klasik Bali yang dipadukan dengan gerakan tari dari daerah Jawa dan Sunda, yang sudah dimodifikasikan sesuai dengan tuntunan keindahan. Tari Manukrawa sering dipentaskan oleh anak-anak dengan gerakan yang ekspresif yaitu termasuk gerakan loncat dan jongkok yang telah menggambarkan kelincahan burung rawa. 30. Tari Rejang Bali Tarian Rejang Bali ini berfungsi sebagai salah satu ungkapan rasa syukur dan penghomatan mereka kepada dewa atas berkenannya turun ke Bumi. Tarian ini dapat dilakukan sebagai persembahan suci untuk menyambut kedatangan para dewa yang turun ke Bumi, oleh sebab itu Tari Rejang ini adalah tarian persembahan suci dalam menyambut kedatangan para dewa yang datang dari khayangan dan turun ke Bumi. Tari tradisional Bali yang juga populer pada saat kegiatan upacara keagamaan di pura yaitu Tari Rejang. Gerak-gerik dari tari ini sangat sederhana namun progresif dan lincah. Tarian ini dapat dipentaskan atau ditarikan oleh penari-penari perempuan Bali dengan penuh rasa hidmat, penuh rasa pengabdian kepada Dewa-Dewi Hindhu dan penuh penjiwaan. Para penarinya memakai pakaian upacara yang meriah dengan banyak dekorasi-dekorasi, menari dengan berbaris melingkari halaman putra atau pelinggih yang kadang kala dilakukan dengan cara berpegang-pegangan tangan. Tari Rejang ada beragam jenisnya sesuai dengan fungsi tertentu, diantaranya yaitu Rejang Renteng, Rejang Bengkel, Rejang Ayodpadi, Rejang Galuh, Rejang Dewa, Rejang Membingin, Rejang Palak, Rejang Makitut, Rejang Haja, serta Rejang Negara. Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, Tari Rejang dapat diperkirakan sudah ada sejak jaman pra-Hindhu. Penutup Demikian yang dapat kami sampaikan tentang macam-macam tarian adat tradisional Bali yang telah kami sampaikan kepada Anda dan semoga dapat memberikan manfaat. Jangan ragu untuk selalu membagikan informasi kepada orang-orang yang membutuhkannya. Tarian Bali
Bicara mengenai keindahan & kebudayaan pulau dewata ini memang tak ada henti-hentinya. Bukan hanya menawarkan keindahan alam, namun Bali juga memiliki segudang kekayaan budaya. Salah satunya Tari dari daerah Bali merupakan budaya warisan dari leluhur yang sudah sebaiknya dilestarikan oleh masyarakat Indonesia. Khususnya warga Bali 30 Tari Bali Tradisional yang Menarik1. Tari Trunajaya2. Tari Barong3. Tari Legong 4. Tari Kecak5. Tari Pendet 6. Tari Baris7. Tari Panji Semirang8. Tari Puspanjali9. Tari Margapati10. Tari Cendrawasih11. Tari Kebyar Duduk Bali12. Tari Topeng13. Tari Janger14. Tari Tenun15. Tari Gambuh Bali16. Tari Telek17. Tari Wiranata18. Tari Penyembrama19. Tari Sanghyang20. Tari Kupu-Kupu21. Tari Wirayudha22. Tari Durga Mahisasura Mardini23. Tari Cilinaya Bali24. Tari Gopala25. Tari Siwa Nataraja26. Tari Belibis 27. Tari Condong 28. Tari Manukrawa29. Tari Rejang Bali30. Tari Baris TunggalDaftar 30 Tari Bali Tradisional yang MenarikTarian ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk mengunjungi pulau tak jarang para wisatawan mancanegara tertarik untuk ikut menarikan seni asli Bali ini. Berdasarkan hal itu, dibawah ini kami sajikan daftar lengkap tari asal Tari TrunajayaTrunajaya berasal dari kata Teruna yang berarti pemuda dan Jaya yang berarti jaya. Tari dari Bali ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang ingin memikat wanita. Gerakannya tegas dimana antar kaki diberi jarak seperti begitu, sekarang ini tari Trunajaya tidak hanya dibawakan oleh laki-laki. Perempuan pun dapat ikut serta. Bahkan oleh 2 orang ini memiliki gerakan dengan membelalakan matanya. Hal tersebut dapat diartikan sebagai kejantanan dari penari pria yang ingin menyatakan Tari BarongTari Barong menceritakan tentang perseteruan antara kebajikan yang disimbolkan dengan makhluk barong. Dan kejahatan yang digambarkan dengan sosok berasal dari kata Bahruang atau beruang. Walau begitu, wujud asli dari barong ini tergantung dari jenis tari yang Barong Bangkal, Barong Macan, Barong Asu, Barong Gajah, Barong Blasblasan, Barong Landung, dan yang paling terkenal yaitu Barong Keket atau Ket yang merupakan perpaduan macan, singa, dan yang berasal dari Bali ini dilakukan oleh 2 orang laki-laki. Yang satu memainkan kepala dan yang lain memainkan ekor. Badan barang biasanya terbuat dari bahan kulit dan diukir-ukir khas Bali lalu dilengkapi dengan ornamen potongan kaca cermin untuk membuatnya tampak barong terbuat dari serat ijuk atau bulu burung gagak. Sedangkan untuk topeng biasanya terbuat dari kayu yang tumbuh di tempat keramat atau Tari Legong Dahulu, tarian ini hanya ditampilkan di lingkungan kerajaan Bali. Nama tari Bali satu ini berasal dari kata “Leg” yang berarti luwes dan “gong” yang berarti gamelan. Karena itu, Seni Legong ini memiliki gerakan lemah gemulai yang diiringi dengan gamelan tradisional khas Bali bernama Semar legong dimainkan oleh 2-3 orang penari dan menghadirkan tokoh “condong”, semua penari legong memakai kipas kecuali tokoh condong Tari KecakTari asal Bali yang sudah sangat terkenal ini menceritakan tentang epic ramayana dan rata-rata semua penarinya adalah laki-laki. Tari kecak memiliki Jumlah penari yang bisa mencapai puluhan orang bahkan penari duduk melingkar dan menyerukan “cak” sambil mengangkat kedua tangan. Hal tersebut menggambarkan tentara kera saat membantu Rama melawan Tari Pendet Tari ini awalnya hanya digunakan sebagai pemujaan di pura-pura Bali. Tari Pendet ini dapat diartikan sebagai bentuk penyambutan kedatangan dewa dewi dari seiring dengan berjalannya waktu para seniman di Bali mengubah seni tersebut menjadi sebuah kesenian selamat ditarikan ole banyak orang. Namun, kebanyakan wanita, dewasa maupun gadis. Mereka menari dengan membawa perlengkapan Tari BarisTari baris diciptakan pada pertengahan abad ke-16. Dalam tarian ini, penari menggerakkan badannya seperti seorang pahlawan yang sedang khas bali ini bercerita tentang keberanian para ksatria Bali yang sedang bertempur demi membela raja. Seni ini paling sedikit dibawakan oleh 8 – 40 Tari Panji SemirangTarian tradisional Bali ini diciptakan pada tahun 1942 oleh I Nyoman Kaler. Tarian ini menceritakan tentang seorang putri bernama Galuh Candrakirana yang sedang mengembara dan menyamar sebagai laki-laki dengan nama Raden tersebut dilakukan sang putri setelah dirinya kehilangan sang suami. Biasanya ditarikan oleh penari wanita yang berperan sebagai tarian ini, para penari membuka matanya lebar-lebar bak seseorang yang sedang marah, dibumbui senyuman namun tetap dengan mata yang galak. Terdapat perubahan mimik di beberapa Tari PuspanjaliPuspanjali merupakan gabungan dari kata “puspa” dan “anjali” dimana bila disatukan “menghormati bagai bunga” maknanya menghormati para tamu bagaikan sekuntum ini ditarikan oleh 5 – 7 wanita yang membawa bokoran piring tradisional yang berisi aneka kuntum bunga harum. Seni ini menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerik ritmis yang Tari MargapatiKata margapati berasal dari kata “Marga” yang artinya jalan dan “Pati” yang artinya kematian. Bila disatukan artinya jalan menuju ini menggambarkan kesalahan perjalanan hidup seorang wanita. Karena itu tarian ini banyak menampilkan gerakan laki-laki meskipun penarinya umumnya Juga Nama Rumah Adat BaliJika dilihat, tarian ini seperti mengintai dan siap-siap menerkam Tari CendrawasihTari khas daerah Bali yang diciptakan oleh I Gde Manik ini pertama kali ditampilkan di subdistrik atau kecamana Sawan di Kabupaten Buleleng pada sekarang ini, tarian Cendrawasih yang sering ditampilkan merupakan hasil olahan dari seorang koreografi Wijaya Bandem yang diaransemenkan pada tahun Cendrawasih Bali menggambarkan tentang keindahan seekor burung Cemdrawasih. Burung tersebut merupakan ikon tanah Papua yang dikenal sebagai Manuk ini dilakonkan ole 2 orang wanita yang berperan sebagai Cendrawasih Jantan dan tarian ini juga mengibaratkan sepasang burung yang sedang memadu kasih. Mereka meliuk-liuk seperti sedang menari dan menyanyi menjelang Tari Kebyar Duduk BaliI Ketut Mario merupakan seorang maestro seni asal Tabanan yang menciptakan seni ini pada tahun 1925. Seni ini juga biasa disebut dengan tari Kebyar Terompong jika dimainkan dengan instrumen musik TerompongTari ini dinamakan Kebyar Duduk karena gerakannya dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang bersila.Tari Kebyar Duduk merupakan tarian tunggal. Dalam seni Kebyar, para penari menginterpresentasikan nuansa musik dengan ekspresi wajah dan Kebyar Duduk terdiri dari 4 bagian yaitu Papeson, Kebyar, Pangandeng, dan Pangecet. Kesenian ini menggambarkan seorang pemuda yang menari lincah mengikuti irama Tari TopengTari Topeng Bali adalah sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, umumnya yang ditampilkan di tengah masyarakat adalah seni yang yang ditampilkan mempreswentasikan dewa-dewa yang dipercaya mampu menganugerahkan ketentraman dan Tari JangerMuncul pada tahun 1930-an, Tari Jangger dilatar belakangi oleh nyanyian-nyanyian bersahut-sahutan tdari orang-orang yang memetik kopi. Nyanyian tersebut bertujuan untuk menghapuskan rasa lelah saat memanen biji Jangger dimainkan secara berpasangan dengan jumlah penari 10 – 16 orang, lalu dibagi kelompok putri yang dinamakan Janger dan kelompok putra yang dinamakan menari sambil menyanyikan lagu Janger secara bersahut-sahutan. Litik lagu tarian ini diambil dari nyanyian Sanghyang ritual tarian kuno.14. Tari TenunTari Tenun diciptakan oleh I Nyoman Ridet dan I Wayan Likes pada tahun 1962. Tari tenun berfungsi untuk melestarikan budaya menenun di Bali serta juga melestarikan alat-alat yang digunakan untuk dimulai dari proses memintal benang sampai pada menenun dengan senang dan gembira. Seni ini umumnya dibawakan oleh 3 orang penari atau tarian ini antara lain, kepala memakai lelunakan, pakaianya terdiri dari tapih, kamen, dan selendang yang dililitkan di dada serta sabuk prada. Tata rias hampir sama dengan tarian lain, bunga sandat 3 buah dikenakan di Tari Gambuh BaliTarian yang merupakan warisan budaya Bali ini memperoleh pengaruh dan drama tari zaman Jawa-Hindu di Jawa Timur. Atau lebih dikenal dengan nama Raket Lalaokaran atau Gambuh Ariar adalah pertunjukkan berlakon yang merupakan perpaduan antara Raket dengan Gambuh. Gambuh abad XVI ini adalah tarian perang yang digunakan untuk menghibur rakyat Majapahit saat melaksanakan upacara Tari TelekJanis tari wali ini merupakan warisan leluhur yang pantang untuk tidak dipentaskan. Keyakinan ini begitu melekat dihati krama Banjar adat dan Desa Adat Jumpai melestarikan kesenian ini dari tahun ke tahun. Dari generasi ke generasi sampai tidak tergerus arus ini diyakini sebagai sarana untuk meminang keselamatan dunia khususnya wilayah Banjar atau desa adat tidak mementaskan tarian ini, dianggap seperti mengundang kehadiran sasab penyakit pada manusia, merana hama-penyakit pada tanaman dan ternak dan bahaya lainnya yang dapat mengacaukan Tari WiranataTarian Wiranata Bali menggambarkan kesan gagah dari seorang penad serta cocok sekali dalam melukiskan seorang yang punya pengaruh dan wibawa seperti seorang ini umumnya ditarikan oleh remaja putri. Namun memungkinkan juga ditarikan oleh penari pria. Baik dalam pementasan kelompok maupun tunggal. Seni ini merupakan kerasi yang diciptakan oleh I Nyoman Ridet pada tahun Tari PenyembramaTari Panyembrama merupakan jenis tari penyambutan yang diciptakan pada tahun 1970an. Seni ini juga sering dipentaskan dalam upacara agama Hindu di Pura sebagai Seni pelengkap sebelum tari Sanghyang atau digunakan untuk mengiringi Seni ini. Biasanya digunakan gong kebyar dan dipentaskan menggunakan pakaian adat ini biasanya dilakonkan oleh penari perempuan sehingga lirik mata, senyum, dan gerak gemulai tubuhnya lebih terlihat Tari SanghyangTari Bali Sanghyang merupakan sisa-sisa kebudayaan pra-Hindu yang ditarikan oleh dua gadis kecil dan masih dianggap menarikan tari Sanghyang, calon penari harus menjalankan beberapa pantangan seperti tidak boleh lewat dibawah jemuran pakaian, tidak boleh berkata jorok dan kasar, tidak boleh berbohong, dan tidak boleh ini juga dipentaskan untuk pelengkap upacara atau juga sebagai media untuk mengusir wabah itu, Seni ini juga digunakan sebagai sarana pelindung terhadap ancaman dari kekuatan magi Sanghyang ada beberapa jenis, diantaranya Sanghyang Dedari, Sanghyang Deling, Sanghyang Penyalin, dan Sanghyang Tari Kupu-KupuTari kupu-kupu diciptakan pada tahun 1960an. Seni ini merupakan tarian grup putri yang dimainkan oleh 5 orang perempuan atau ini menggambarkan binatang kupu-kupu berwarna biru tua atau tarum yang sedang terbang serta hinggap dari satu bunga ke bunga filosofis, Kesenian ini merupakan penggambaran keindahan, kedamaian, dan keeksotisan pulau Tari WirayudhaTarian Bali satu ini bertemakan peperangan dan menunjukkan kegagahan sosok laki-laki prajurit kerajaan. Tari Wirayudha berasal dari 2 kata, yaitu Wira yang berarti pahlawan dan Yudha yang berarti ini merupakan seni kreasi tari tradisional modern yang diciptakan pada tahu 1979 oleh I Wayan Dibia melalui Sanggar Tari Bali ini ditarikan oleh 2 – 4 pasang penari pria yang membawa senjata tombak. Seni ini juga diciptakan untuk menggambarkan sekelompok prajurit Bali Dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan Tari Durga Mahisasura MardiniTari ini merupakan tari kreasi yang terinspirasi dari kisah Durga Mhisasura Mardini dan tertulis didalam lontar itu, dari segi estetis tarian ini juga tidak lepas dari esensi tarian Bali pada umumnya. Termasuk gerakan, tata rias, busana, sampai musik Tari Cilinaya BaliGagasan lahirnya tarian ini terinspirasi dari rnamen Cili. Cili sendiri merupakan salah satu ornamen khas didalam busana para penari Tari Cili berupa sehelai kain panjang yang pada bagian ujungnya lancip dengan motif berwarna-warniCili melambangkan sebuah keceriaan dan kegembiraan melalui pesan utama tarian Tari GopalaTarian ini merupakan kolaborasi antara I Nyoman Suarsa Penata Bali dan I Ketut Gede Asnawa Sebagai penata iringan dengan ekspresi gerakan tari yang humoris dengan materi gerak perpaduan antara gerakan tari yang sudah gopala merupakan Seni Tari dari Bali yang menceritakan tingkat laku sekelompok pengembala sapi di suatu ladang / tempat diambil dari bahasa Kawi yang artinya pengembala sapi. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh 4 – 8 orang Tari Siwa NatarajaTari Siwa Nataraja merupakan tari persembahan yang juga dipresentasikan sebagai manifestasi Siwa sebagai penari tertinggi. Gerakan Siwa memancarkan tenaga prima yang kemudian menyatu sehingga terciptalah alam semesta Raja Tari, mempunyai empat tangan. Tangan kanan atas memegang drum/genderang dari mana hasil-hasil ciptaan terus keluar tiada hentinya Tuhan adalah sumber dari segala ciptaan merupakan makna dari tarian Tari Belibis Tarian Bali ini ditarikan oleh perempuan secara berkelompok. Gerakan tari burung belibis tidak hanya berkaitan dengan kelenturan tubuh, tetapi juga kekuatan yang layaknya seekor burung, tari belibis mengedepankan gerakan kepala dan leher, pandangan mata, serta gerak tangan dan kaki. Musik dan gamelan yang mengiringi Seni ini terkesan lincah dan dulu Seni ini diilhami oleh cerita Angling Dharma yang merupakan seorang raja lalu bertemu dengan putri raksasa pemakan merasa khawatir rahasianya diketahui oleh Angling Dharma. Maka itu, raksasa kemudian mengubahnya menjadi seekor burung belibis yang hidup di Tari Condong Tari condong diperkirakan tercipta pada abad ke-19 di lingkungan kraton atau istana kerajaan Bali. Tari condong biasanya digunakan sebagai pendahuluan dari tari Legong. Seni ini dibawakan dengan gamelan ini bermula dari seorang pangeran dari Sukawati yang sakit parah. Kemudian mendapat pengelihatan gaib dua gadis cantik menari dengan anggun ditemani musik gamelan. Setelah pangeran ini kembali, beliau mengulang tarian yang Tari ManukrawaAwalnya, tarian terkenal dari Bali ini merupakan bagian dari snedratari Mahabharata Bale Gala-Gala karya tim sendratari Ramayana / Mahabharata yang ditampilkan dalam pesta kesenian Bali tahun tari ini dikembangkan menjadi tarian lepas untuk hiburan. Seni ini diciptakan oleh I Wayan Dibia koreografer, dan I Wayan Beratha komposer.Kata Manukrawa berasal dari kata Manuk yang berarti Burung dan Rawa yang artinya dipentaskan oleh 5-7 orang penari wanita dan merupakan tarian kreasi baru yang menggambarkan perilaku sekelompok burung manuk air rawa sebagaimana yang dikisahkan dalam cerita Wana Parwa dari Epos diambil dari tari klasik Bali yang dipadukan dengan tarian Sunda-Jawa lalu dimodifikasi sesuai dengan tuntutan Tari Rejang BaliTari Rejang Bali befungsi sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan mereka kepada dewa atas berkenannya turun ke bumi. Gerakkan tarian ini sangat lincah dan sederhana. Biasanya dipentaskan oleh penari-penari perempuan penarinya menggunakan pakaian upacara yang meriah dengan bermacam dekorasi. Mereka menari dengan melingkari halaman pura atau pelinggih yang kadang dilakukan dengan saling berpegangan Tari Baris TunggalTarian ini diperkirakan sudah ada sejak pertengahan abad ke-16. Ada 7 jenis baris yang dibawakan didalam upacara kremasi di itu, terdapat juga sebuah keterangan bahwa pada awal kemunculannya tarian ini merupakan bagian dari ritual Nah, itulah daftar tari dari Bali yang dapat kalian jumpai ketika mengunjungi pulau warga Indonesia, sudah seharusnya kita tertarik pada keragaman serta kebudayaan nusantara. Tidak terkecuali dengan tari daerah asal Bali diatas.
- Bali terkenal dengan budaya tradisi yang menarik, salah satunya adalah ragam tari tradisional. Keindahan tari tradisional Bali tak hanya memesona wisatawan domestik namun juga tersohor hingga ke juga Tari Kecak Gerakan, Pola Lantai, Properti, Iringan, dan Maknanya Tak heran jika wisatawan yang berkunjung selalu menyempatkan untuk menikmati keindahan tari tradisional Bali ketika berkunjung. Baca juga Tari Pendet Asal, Sejarah, dan Gerakan Tari tradisional itu biasanya akan melibatkan nilai keagamaan atau ritual, namun ada juga jenis tari yang digunakan sebagai seni pertunjukan. Baca juga Tari Legong Asal Bali, Gerakan, Busana, dan Jumlah Penari Tari Tradisional Bali Berikut adalah beberapa tari tradisional Bali yang masuk dari Daftar Warisan Budaya Tak Benda Kemendikbud. 1. Tari Kecak Tari Kecak menjadi salah satu tarian tradisional Bali yang telah terkenal hingga ke mancanegara. Tari kecak berasal dari jenis tari sakral yaitu tari Sang Hyang yang digunakan untuk berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur. Baru pada tahun 1930-an mulai disisipkan cerita epos Ramayana ke dalam pertunjukan Tari Kecak. Tari Kecak adalah jenis tari Bali yang paling unik karena tidak diiringi dengan alat musik seperti gamelan namun diiringi dengan suara para penarinya. Legong PUSPITA Tari Legong Kraton. Tari Legong merupakan salah satu tari tradisional yang indah dari Bali. Kata Legong berasal dari kata leg’ yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan gong’ yang artinya gamelan. Tari Legong mengandung arti gerak tari yang terikat oleh irama gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Tari Legong dikembangkan pada abad ke-19 yang mulanya ditarikan dua orang gadis yang ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. 3. Tari Pendet Tari Pendet berasal dari Bali. Tari Pendet adalah tari tradisional kreasi yang sangat terkenal era 1970 an hingga 1980 an Tari Pendet yang disebut juga Tari Bhatara atau Bhatari adalah sebuah tari tradisional Bali yang digunakan sebagai persembahan untuk para leluhur. Tari Pendet dipentaskan di halaman pura, menghadap ke sebuah palinggih, dimana Bhatara dan Bhatari distanakan. Tari Pendet dibawakan oleh penari wanita berpakaian adat, yang masing-masing membawa sebuah bokor atau canang sari. Pada bagian akhir, para penari akan meletakkan semua barang bawaan ini di palingih dan bunga-bungaan ditaburkan sebagai simbol penghormatan. 4. Tari Rejang Tari Rejang adalah tarian upacara keagamaan yang diselenggarakan di pura, merajan atau sanggah. Penarinya adalah laki-laki dan perempuan yang diiringi dengan tabuh gegaboran. Tari Rejang memiliki bermacam-macam bentuknya seperti Rejang Dewa, Rejang Renteng, Rejang Bengkol, Rejang Regong, Rejang Lilit, dan Tari Rejang terdiri dari beberapa gabor, seperti Gabor Longgor, Gabor Selisir, Gabor Bebancangan, dan Gabor Ganjur. Bagian terakhir Tari Rejang biasanya dilanjutkan dengan tari perang, dan diakhiri siratan Tirtha air suci dari Sang Sulinggih. 5. Tari Barong Shutterstock Tari Barong Bali. Tari Barong merupakan tari tradisional yang menggunakan topeng dan dilakukan oleh dua laki-laki. Satu penari akan memainkan bagian kepala Barong, dan satunya lagi berada di bagian ekor Barong. Badan barong terbuat dari bahan kulit dan berhiaskan ukiran khas Bali, sementara bagian bulunya terbuat dari serat ijuk dan ada pula dari bulu burung gagak. Tari Barong menceritakan perseteruan antara kebijakan yang disimbolkan dengan barong dan kejahatan yang simbolkan oleh sosok rangda. 6. Tari Baris Tari Baris adalah tarian tradisional Bali yang berawal dari satu bentuk ritual yang kemudian berubah menjadi tari hiburan. Tarian ini biasanya dibawakan oleh paling sedikit 18 orang dan paling banyak 40 penari laki-laki. Dalam Tari Baris, para penari akan bergerak layaknya seorang pahlawan yang sedang berperang yang memperlihatkan tentang keberanian para ksatria Bali. Kostum yang dikenakan oleh penari dalam Tari Baris adalah badog, lamak, awir, baju beludru, celana panjang, dan lain-lain. 7. Tari Sanghyang Dedari Tari Sanghyang Dedari merupakan salah satu jenis tari sanghyang atau tarian kerauhan yang ditarikan dalam kondisi kesurupan. Tari ini memiliki tujuan mistis dan tidak ditampilkan di depan umum, namun ditarikan dengan tujuan untuk melindungi desa dari wabah penyakit, bencana alam, dan bencana lainnya. Tari Sanghyang Dedari merupakan tari peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang ditarikan oleh dua orang gadis yang dianggap masih suci. Keunikan dari tari ini adalah tidak adanya iringan alat musik melainkan menggunakan iringan dari suara beberapa orang yang menyanyikan lagu persembahan kepada dewa. 8. Tari Topeng Sidhakarya Tari Topeng Sidhakarya adalah tari yang biasa ditarikan di akhir acara yang menjadi tanda bahwa tari sakral telah selesai. Dalam acara ritual keagamaan tradisi Hindu di Bali, Tari Topeng Sidhakarya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan runtutan upacara. Tarian ini berfungsi sebagai pelengkap untuk mendapatkan keyakinan dalam mencapai ke arah kesempurnaan dan kesuksesan sebuah yadnya. 9. Tari Gambuh Tari Gambuh termasuk dalam jenis sebagai Tari Bebali atau Tari seremonial pengiring upacara di Pura. Dramatari Gambuh merupakan tari lakon klasik tertua dalam khazanah tari Bali. Tari ini merupakan bentuk total teater yang memiliki unsur seni, drama, musik, dialog, dan tembang. Tari Gambuh berhubungan dengan pelaksanaan upacara-upacara besar yang ditarikan pada waktu Ida Bhatara turun ke paselang. 10. Joged Bumbung Joged Bumbung adalah merupakan salah satu jenis tari joged yang diiringi dengan gamelan bumbung atau bambu. Penari joged pada awalnya menari sendiri yang disebut ngelembar. Setelah itu penari mencari pasangannya yaitu salah seorang lelaki yang menonton untuk kemudian menari bersama-sama atau ngibing. Tari Joged Bumbung ini memiliki persamaannya dengan tari gandrung. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
salah satu tarian tunggal yang dikenal oleh masyarakat bali adalah