MelaluiKampung Hijau ini diharapkan mempu menekan laju perubahan iklim dan bisa mengelola sampah secara maksimal sehingga lingkungan menjadi lebih asri, nyaman dan tertata. Kampung Hijau sendiri memiliki pengertian yaitu Desa/Kelurahan yang menerapkan asas pembangunan berkelanjutan melalui pelestarian fungsi lingkungan baik komponen abiotik, biotik maupun sosial, ekonomi, budaya serta kesehatan masyarakat. Maknadari kampung hijau di sini bukan sebuah kampung yang penuh di tanami dengan tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan. lebih luas Hijau mer 03.54 0 Comments TANGERANG | sorotdesa.com, Edih S. Sos, Lurah Gandasari Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang Provinsi Banten, melakukan terobosan lagi dalam menata wilayahnya dengan membangun Kampung Bersih dan Kampung Hijau Rabu, 23/01/2019. Terinspirasi dengan perkembangan teknologi tren saat ini Lurah Edih sebelumnya pernah masuk 4 besar tingkat nasional tahun 2018 atas kretifitasnya membuat Kampung Piala antusisiwarga Desa karang Mukti Dalam Giat lomba kampung Bersih Gerbang Media Nasional laporan : Diana karawang , GMN- kegiatan gotong royong merupakan suatu bentuk kepedulian sebagai upaya membangun nilai nilai keimanan dan salah satunya adalah kebersihan lingkungan mengingat bangsa Indonesia di kenal dengan kedermawanannya ,dalam Penelitian yang dilakukan oleh Charities Aid Foundation (CAF Hapsariniaty Darmaningtyas, Subagio, Kusna. Kampung Braga dan Kawasan Tepi Air Cikapundung yang Berkelanjutan sebagai Kawasan Tujuan Wisata di Bandung, Seminar Nasional Cities 2012 Kampung Braga dan Kawasan Tepi Air Cikapundung yang Berkelanjutan sebagai Kawasan Tujuan Wisata di Bandung Alia Widyarini Hapsariniatya1, Puspita Darmaningtyasa, Irma Subagioa, Monike Kusnaa a Program Magister xCMuz9W. Le plus grand écovillage du Québec Située à Ham-Nord, dans la région des Bois-Francs, la Cité Écologique est un écovillage où l’on se préoccupe d’éducation, de développement durable et de protection de l’environnement. Mariant le côté entrepreneurial et communautaire, les membres de l’écovillage œuvrent dans des secteurs variés et font la promotion du développement durable. Travaillant de concert avec différents organismes écologiques, l’écovillage ouvre ses portes aux stagiaires et aux visiteurs désireux d’en apprendre davantage sur ce mode de vie durable. —- Retour de notre formation EDE en 2023 —- Pour en apprendre davantage sur la vie dans notre écovillage, consultez ces sections Notre mission et nos objectifs L’historique de notre écovillage Notre fondateur Michael Deunov Cornellier Notre école Nos jeunes adultes et leurs implications dans l’écovillage Notre mode de vie Comment devenir membre de la Cité Écologique Vous pouvez également vous inscrire à notre infolettre, pour recevoir nos nouvelles mensuellement. Kampung Kertajaya IV C RT 07 RW 13 Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, berhasil menjuarai kompetisi Surabaya Green and Clean 2006. Meski memiliki selisih nilai yang tak terpaut jauh dengan lainnya, dewan juri yang diantaranya Klub Tunas Hijau sepakat memilih kampung tersebut sebagai juara. Mereka dinilai memiliki ciri khas yang tidak dimiliki kampung lain. “Salah satu keistimewaan mereka adalah budi daya anggrek di tiap rumah,” kata Mochamad Zamroni, presiden Klub Tunas Hijau, salah satu anggota tim juri. Menurut Zamroni, anggrek di kampung tersebut ditanam sejak lama. Karena itu pembudidayaannya sudah sangat mendarah daging. Namun, yang paling membuat kampung itu meraih pin tinggi adalah kekompakan dan konsistensi warga untuk mewujudkan kampung yang bersih dan hijau. “Ini yang membuat mereka berbeda dengan yang lain. Di Kertajaya itu, warganya sudah kompak di setiap lini,” ujarnya. Artinya, yang menjaga kebersihan tidak hanya para ibu atau bapak saja. Anak-anak pun ikut mewujudkan kampung yang green and clean. “Bahkan, alam bawah sadar mereka juga ikut menjaga kebersihan,” katanya. Hal itu terlihat dari game-game yang diberikan Klub Tunas Hijau saat menilai kampung tersebut. Zamroni pun optimis bahwa kondisi bersih dan hijau di kampung itu tidak hanya make up menjelang lomba. “Saya yakin suasana green and clean itu akan abadi,” tegasnya. Soal pengelolaan sampah dan kebersihan, kampung tersebut memang istimewa. Namun, selisih poinnya tidak terlampau jauh dibandingkan kampung lain. “Warga di sana sudah memilah dan mengolah sampah. Mereka juga punya drum besar untuk komposter. Tetapi, jika soal itu, kampung yang masuk 20 besar pun semua punya,” kata Zamroni. Sekali lagi Zamroni menegaskan bahwa perilaku warga punya peranan penting dalam membuat kampung yang dijuluki kampung anggrek itu menjadi juara. “Sebab, kami tidak ingin kampung yang menang hanya bersih sesaat,” tegasnya. 214 Kampung tongkol di tepian sungai Ciliwung kini berubah menjadi lokasi yang bersih dan hijau. Tanaman hijau dimana-mana, sampah tidak dibuang sembarangan. Kampung ini sebenarnya sudah akan digusur, tapi warga dengan bantuan lembaga swadaya Urban Poor Consortium UPC berusaha melakukan negosiasi dengan Pemerintahan Provinsi Pemprov DKI. "Kami ingin membuktikan bahwa orang miskin dapat membawa perubahan, perubahan di lingkungan mereka," kata Gugun Muhammad, warga Kampung Tongkol dan salah satu fasilitator dalam prakarsa kampung hijau. Upaya membersihkan kampung termasuk menyingkirkan tumpukan sampah di tepi sungai Ciliwung dengan rakit, memasang tempat-tempat sampah di sekitar kampung dan tanda-tanda untuk mengingatkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan. Tahun 2015, Kampung Tongkol sedianya akan digusur untuk program normalisasi Ciliwung. Namun setelah perundingan, disepakati bahwa warga akan memotong rumahnya hingga jarak 5 meter dari tepi Kampung Tongkol ingin hindari penggusuran dengan isu ramah lingkunganFoto Getty Images/AFP/B. Ismoyo Warga kampung lalu memotong rumah mereka. Bahkan ada rumah yang harus dibongkar seluruhnya, karena terlalu dekat ke sungai. Rumah-rumah warga sekarang berukuran mungil. Mereka mengecat rumahnya dengan warna hijau, kuning dan biru. Dalam kotak-kotak yang dibuat khusus, ditanam berbagai buah dan sayuran. Warga juga mulai membuat pupuk kompos dari sampah organik. Ada sekitar 260 keluarga yang tinggal di sini. Tapi beberapa bulan lalu, Pemprov DKI berubah pikiran. Mereka menuntut lahan bebas 15 meter dari tepi sungai. Warga akhirnya membongkar lagi sebagian rumahnya. Tapi mereka tetap ingin bertahan di Kampung Tongkol. Sekarang, tumpukan sampah yang pernah berjajar di tepi sungai sudah tidak ada. Juga banjir yang biasanya selalu datang pada musim hujan, sekarang makin jarang. "Saya tidak mengatakan ini sudah berhasil, tapi kondisinya jauh lebih baik dari sebelumnya," kata Muhammad, Gugun Muhammad, yang bekerja untuk Tongkol ingin jadi model kampung ramah lingkunganFoto Getty Images/AFP/B. Ismoyo Tahun 2015, UPC mengucurkan bantuan dana Rp. 160 juta untuk pembangunan lima unit rumah contoh. Rumah contoh dibangun tiga lantai dengan lebar lima meter, untuk mengantisipasi lahan yang makin sempit. Selama dua tahun terakhir, penggusuran karena kepentingan pembangunan memang makin gencar. Sungai-sungai harus dinormalisasi sebagai upaya untuk mencegah banjir. LBH Jakarta memperkirakan, lebih dari keluarga terpaksa mengungsi tahun 2015, atau pindah ke rumah susun yang disediakan pemerintah. Kampung Tongkol berusaha berbenah diri. Warga belajar mengurangi sampah atau melakukan daur ulang. Dimulai dengan cara-cara sederhana, misalnya menggunakan tas kain untuk berbelanja. Namun hingga kini, status Kampung Tongkol masih belum jelas. Penggusuran masih tetap mengancam. Apalagi, Pemprov DKI sudah mempersiapkan rumah susun yang masih kosong sebagai penggantinya. Gugun Muhammad mengatakan, warga berusaha melaksanakan kegiatannya sehari-hari tanpa fokus pada ancaman penggusuran. hp/ afp PASAR REBO - Untuk menciptakan lingkungan hijau dan indah, Camat Pasar Rebo, Mujiono membuat program Kampung Sejuta Anggrek. Melalui program ini, diharapkan Kecamatan Pasar Rebo menjadi pusat anggrek di Indonesia khususnya wilayah DKI Jakarta. "Jadi program Kampung Sejuta Anggrek ini memang digagas untuk warga di Kecamatan Pasar Rebo," kata Mujiono usai menghadiri program Lomba Kampung Bersih Warta Kota, Selasa 16/5/2023. Dalam pelaksanaannya, warga Kecamatan Pasar Rebo dianjurkan untuk menanam anggrek setidaknya satu pot setiap rumah. Selain itu, pihak Kecamatan Pasar Rebo juga memberikan pendampingan dan pelatihan tata cara menanam anggrek dengan baik dan benar. Baca juga Lomba Kampung Bersih, Warga RW 09 Kelurahan Baru Kenakan Gaun Indah Berbahan Limbah Plastik "Jadi kami memberikan pendamping terutama bagi kelompok-kelompok tertentu seperti di RW 09 Kelurahan Baru ini," ungkapnya. "Cara termudah warga yang ada di Kecamatan Pasar Rebo bisa menanam setidaknya satu pot Anggrek di setiap rumah," sambungnya. Mujiono mengaku, saat ini pihaknya sedang mengupayakan festival anggrek skala nasional yang akan diadakan di wilayahnya. Selain sebagai hiasan lingkungan, Kampung Sejuta Anggrek ini diharapkan juga mampu menjadi lahan yang berpotensi meningkatkan perekonomian warga sekitar. "Untuk pemberian bibit Anggrek kami belum mampu namun kami tetap memberikan pendampingan dan pembimbingan terkait program Kampung Sejuta Anggrek ini," pungkasnya. m38 Baca berita lainnya di Google News Editor Satmoko Budi Santoso Suasana kampung hijau di wilayah Sesetan Kecamatan Denpasar Sultan Anshori. DENPASAR – Pemerintah Kota Denpasar terus berinovasi untuk menciptakan Denpasar aman, nyaman, bersih, dan sejuk. Kelurahan Sesetan membuat terobosan dengan program Kampung Hijau di wilayah Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan. Lurah Sesetan, Ketut Sri Karyawati, mengatakan, program ini dibuat untuk menciptakan kampung bersih, sehat, dan sejuk. Program baru dibuat awal Agustus 2018, bisa sukses terlaksana. Hal itu tentunya atas partisipasi warga masyarakat dan beberapa perusahan yang ada di wilayah Sesetan melalui program Corporate Social Responsibility CSR. Kampung hijau yang diprogramkan menurutnya belum semua desa diterapkan karena pengerjaan baru dimulai awal bulan Agustus. Lurah Sesetan Ketut Sri Sultan Anshori. “Pengerjaan dilakukan secara bertahap, maka kami mohon partisipasi, dukungan semua masyarakat,” ucap Ketut Sri Karyawati, Rabu 26/9/2018. Menurut Ketut Sri Karyawati lagi, sejak dari sebulan dikerjakan yang telah berhasil tertata menjadi kampung hijau adalah di Lingkungan Karya Dharma dan Lingkungan Pembuangan. Tidak menutup kemungkinan, sejak ditata menjadi kampung hijau, ada orang yang tidak bertanggung jawab dengan mengambil pot tanaman dan memecahkan pot tanaman. “Mengantisipasi kejadian tersebut tidak terulang, ia akan berkoordinasi dengan Kepala Lingkungan serta masyarakat setempat agar ikut menjaga lingkungan,” tegasnya. Ia juga mengimbau agar masyarakat yang rumahnya dekat dengan lokasi tersebut memasang CCTV. Berhubung lokasi dekat sekolah, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada kepala sekolah agar siswa ikut serta menjaga dan tidak usil. Dengan dilaksanakan program ini, Sri mengaku, masyarakat bisa melihat hasilnya, yakni terlihat rindang, bersih, hijau, seperti suasana desa yang alami. SELANJUTNYA 1 2

kampung bersih dan hijau