Peletakdasar berkembangnya imperialisme dan kolonialisme di India adalah bangsa . A. Inggris B. Prancis C. Amerika Serikat D. Jerman E. Belanda
Diartikel kali ini akan saya ulas perbedaan kapitalisme, komunisme, liberalisme dan sosialisme, yang merupakan ideologi ekonomi politik terbesar di dunia. Dr. Adam Smith, ekonom asal Skotlandia adalah peletak dasar ide kapitalisme yang dituangkan dalam bukunya The Wealth of nations.
A Pengertian Negara. Secara literal istilah Negara merupakan terjemahan dari kata-kata asing, yakni state (bahasa Inggris), Staat (bahasa Belanda dan jerman), dan etat (bahasa prancis). kata staat, state dan etat itu diambil dari kata bahasa latin status atau statum , yang berarti keadaan yang tegak dari kata tetap atau sesuatu yang memiliki
DiInggris, merkantilisme dimulai pada zaman pemerintahan Raja Henry VII sampai zaman Ratu Elizabeth. Pada pemerintahan Ratu Elizabeth I, tokoh merkantilis yang terkenal adalah Perdana Menteri Cromwell (1558 - 1603). Ia menghambat kelemahan dari sistem merkantilisme dan mengarahkannya ke dalam sistem yang kuat miliknya tentang kebebasan
Mereka adalah penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-orang besar yang pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah. Herodotus, ahli sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani, yang mendapat julukan: The Father of History atau Bapak Sejarah. Menurut Herodotus sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang pasti, melainkan
GuAnzU. Secara umum, merkantilisme adalah keyakinan pada gagasan bahwa kekayaan suatu negara dapat ditingkatkan dengan kontrol perdagangan memperluas ekspor dan membatasi impor. Dalam konteks penjajahan Eropa di Amerika Utara, merkantilisme mengacu pada gagasan bahwa koloni ada untuk kepentingan Ibu Negara. Dengan kata lain, Inggris melihat penjajah Amerika sebagai penyewa yang 'membayar sewa' dengan menyediakan bahan untuk digunakan Inggris. Menurut kepercayaan pada saat itu, kekayaan dunia itu tetap. Untuk meningkatkan kekayaan suatu negara, para pemimpin perlu mengeksplorasi dan memperluas atau menaklukkan kekayaan melalui penaklukan. Menjajah Amerika berarti bahwa Inggris sangat meningkatkan basis kekayaannya. Untuk menjaga keuntungan, Inggris berusaha mempertahankan jumlah ekspor yang lebih besar daripada impor. Hal terpenting yang harus dilakukan Inggris, di bawah teori merkantilisme, adalah menyimpan uangnya dan tidak berdagang dengan negara lain untuk mendapatkan barang-barang yang diperlukan. Peran para kolonis adalah menyediakan banyak dari barang-barang ini kepada Inggris. Namun, merkantilisme bukanlah satu-satunya gagasan tentang bagaimana negara-negara membangun kekayaan pada saat koloni-koloni Amerika mencari kemerdekaan, dan yang paling akut ketika mereka mencari fondasi ekonomi yang kuat dan adil untuk negara Amerika yang baru. Adam Smith dan The Wealth of Nations Gagasan tentang jumlah kekayaan tetap yang ada di dunia adalah target filsuf Skotlandia Adam Smith 1723-1790, dalam risalahnya tahun 1776, The Wealth of Nations . Smith berpendapat bahwa kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh berapa banyak uang yang dimilikinya, dan dia berpendapat bahwa penggunaan tarif untuk menghentikan perdagangan internasional menghasilkan lebih sedikit—tidak lebih—kekayaan. Sebaliknya, jika pemerintah mengizinkan individu untuk bertindak dalam "kepentingan pribadi" mereka sendiri, memproduksi dan membeli barang sesuai keinginan mereka, pasar terbuka dan persaingan yang dihasilkan akan menghasilkan lebih banyak kekayaan untuk semua. Seperti yang dia katakan, Setiap individu… tidak bermaksud untuk mempromosikan kepentingan umum, juga tidak tahu seberapa besar ia mempromosikannya… ia hanya menginginkan keamanannya sendiri; dan dengan mengarahkan industri itu sedemikian rupa sehingga produknya mungkin memiliki nilai terbesar, dia hanya menginginkan keuntungannya sendiri, dan dia dalam hal ini, seperti dalam banyak kasus lainnya, dipimpin oleh tangan tak terlihat untuk mempromosikan tujuan yang tidak bagian dari niatnya. Smith berpendapat bahwa peran utama pemerintah adalah untuk menyediakan pertahanan bersama, menghukum tindakan kriminal, melindungi hak-hak sipil, dan menyediakan pendidikan universal. Ini bersama dengan mata uang yang solid dan pasar bebas akan berarti bahwa individu yang bertindak untuk kepentingan mereka sendiri akan menghasilkan keuntungan, sehingga memperkaya bangsa secara keseluruhan. Smith dan para Founding Fathers Karya Smith memiliki efek mendalam pada para pendiri Amerika dan sistem ekonomi negara yang baru lahir. Alih-alih mendirikan Amerika berdasarkan gagasan merkantilisme dan menciptakan budaya tarif tinggi untuk melindungi kepentingan lokal, banyak pemimpin kunci termasuk James Madison 1751–1836 dan Alexander Hamilton 1755–1804 mendukung gagasan perdagangan bebas dan intervensi pemerintah yang terbatas. . Faktanya, dalam " Laporan Pabrikan " Hamilton, dia mendukung sejumlah teori yang pertama kali dikemukakan oleh Smith. Ini termasuk pentingnya kebutuhan untuk mengolah tanah luas yang ada di Amerika untuk menciptakan kekayaan modal melalui tenaga kerja; ketidakpercayaan terhadap gelar dan bangsawan yang diwarisi; dan kebutuhan akan militer untuk melindungi tanah dari gangguan asing. Sumber dan Bacaan Lebih Lanjut Hamilton, Alexander. " Laporan tentang Subyek Manufaktur ." Laporan Asli dari Menteri Keuangan RG 233. Washington DC Arsip Nasional, 1791. Smith, Roy C. "Adam Smith dan Asal Usul Perusahaan Amerika Bagaimana Para Pendiri Beralih ke Tulisan Seorang Ekonom Hebat dan Menciptakan Ekonomi Amerika." New York Pers St. Martin, 2002. Jonsson, Fredrik Albritton. " Ekologi Rival dari Perdagangan Global Adam Smith dan Sejarawan Alam ." The American Historical Review 2010 1342–63. Mencetak.
Economia A polĂtica econĂ´mica mundial vem evoluindo ao longo dos tempos. Assim, um dos sistemas econĂ´micos que caracterizou a Revolução comercial e formou as bases do capitalismo moderno foi o mercantilismo. O mercantilismo foi um conjunto de práticas econĂ´micas que vigorou entre o sĂ©culo XVI -XVIII, tendo profundos impactos no mundo todo. AlĂ©m disso, esse sistema utilizada de diversas medidas como protecionismo alfandegário a fim de proteger a economia da Ă©poca. O que Ă© Mercantilismo? O Mercantilismo foi um conjunto de medidas polĂtico-econĂ´micas que predominou em alguns paĂses europeus apĂłs o feudalismo, iniciando a Idade Moderna. Logo, os mercantilistas defendiam a tese de que a riqueza de uma nação era medida pela quantidade de metal que acumulassem. Consequentemente, o poder do Estado crescia proporção em que tivesse entesourado metais Assim sendo, atravĂ©s de um governo absolutista, várias medidas foram tomadas em prol da acumulação de ouro e prata. Tudo isso para tornar o paĂs autossuficiente e fortalece-lo em tempos de guerra. Quais sĂŁo as caracterĂsticas do Mercantilismo? O mercantilismo nĂŁo era um sistema bem definido e por isso tinha caracterĂsticas peculiares conforme as necessidades do paĂs. PorĂ©m, as caracterĂsticas que predominavam nesse conjunto de práticas econĂ´micas eram Metalismo;Protecionismo;Intervenção do Estado na economia;ExpansĂŁo marĂtima;Estabelecimento de monopĂłlio. Dessa forma, os governos mercantilistas tinham por objetivo central proteger a economia nacional atravĂ©s de medidas como protecionismo alfandegário, expedições marĂtimas, metalismo, entre outras. O metalismo, tambĂ©m chamado de bulionismo, acreditava que um paĂs era rico na medida em que tivesse muito ouro e prata acumulados. Já o protecionismo, acreditava que atravĂ©s de uma balança comercial positiva, ou seja, exportação superior Ă importação, era possĂvel acumular mais metais. Isso era possĂvel atravĂ©s de medidas como sobretaxar os produtos importados para beneficiar a produção nacional. Na intervenção do Estado na economia predominava o poder absolutista em que um Estado centralizador e autoritário possibilitaria a expansĂŁo econĂ´mica. Portanto, o Estado financiava expedições marĂtimas, regulava impostos, concedia monopĂłlios Ă burguesia, alĂ©m de outras medidas. Sendo assim, as expansões marĂtimas ocorriam em busca de mais metais preciosos, alguns paĂses europeus resolveram expandir suas fronteiras para buscar novos mercados. Por fim, para o domĂnio da atividade econĂ´mica, os monopĂłlios eram estabelecidos entre a burguesia e o Estado. AlĂ©m disso, foi muito utilizado nas relações comerciais entre a colĂ´nia e a metrĂłpole. Como foi o Mercantilismo no Brasil? A expansĂŁo marĂtima conduzida por paĂses como Espanha e Portugal levou a descoberta de novas terras, entre elas o Brasil. Em decorrĂŞncia disso, Portugal estabeleceu com o Brasil um sistema de colonização chamado de pacto colonial. Nesse sistema a nossa colĂ´nia fornecia a metrĂłpole metais preciosos e matĂ©ria-prima em troca de produtos manufaturados. Ou seja, o Brasil foi sujeito passivo nas relações comerciais mercantilistas, visto que havia imposição de Portugal quanto Ă exclusividade na comercialização de produtos. Dessa forma, a balança comercial era muito desfavorável para o territĂłrio brasileiro, que acaba dando mais do que recebia em troca. Portanto, a colĂ´nia brasileira era vista unicamente como uma fonte de enriquecimento de metrĂłpole, sem nenhuma visĂŁo de longo prazo para o uso dessas terras. Quais sĂŁo as crĂticas ao Mercantilismo? Um dos maiores crĂticos a esse sistema foi Adam Smith, considerado por muitos como o criador do liberalismo econĂ´mico. Isso porque, segundo ele, a riqueza de uma nação nĂŁo deve ser proveniente do acumulo de metais e sim atravĂ©s do trabalho. AlĂ©m disso, baseado em conceitos liberais, Smith acreditava que o Estado nĂŁo deveria intervir na economia. Portanto, as práticas mercantilistas eram totalmente contra as medidas liberais, que acreditavam que a mĂŁo invisĂvel do mercado era capaz de regular a economia. Dessa forma, a economia deveria ser regida por leis naturais de oferta e demanda. Essa teoria tambĂ©m foi defendida pelos fisiocratas, que, alĂ©m disso, criticavam o mercantilismo ao afirmar que a riqueza de um paĂs provem da agricultura. Entretanto, vale notar que o mercantilismo como sistema econĂ´mico nĂŁo existe mais faz alguns sĂ©culos. Contudo, sua influĂŞncia econĂ´mica pode ser percebida ainda nos dias atuais, onde nações modernas continuam atuando para alcançar uma maior influĂŞncia global. Ainda possui dĂşvidas sobre mercantilismo? Comente abaixo!
O Mercantilismo foi o conjunto de ideias e práticas econĂ´micas, desenvolvidas na Europa no sĂ©c. XV, durante a Idade o mercantilismo, a fonte de riqueza de uma nação se baseava no comĂ©rcio com o mercado exterior e no acĂşmulo de metais caracterĂsticas do MercantilismoO mercantilismo apresentou alguns elementos comuns nos diferentes paĂses em que foi aplicado. VejamosControle estatal da economiaOs reis, com o apoio da burguesia mercantil, foram assumindo o controle da economia nacional, visando fortalecer ainda mais o poder central e obter os recursos necessários para expandir o forma, o controle estatal da economia tornou-se a base do comercial favorávelConsistia na ideia de que a riqueza de uma nação estava associada a sua capacidade de exportar mais do que que as exportações superassem sempre as importações superávit, era necessário que o Estado se ocupasse com o aumento da produção e na busca de mercados externos para a venda dos seus governos, interessados numa rápida acumulação de capital, estabeleceram monopĂłlio sobre as atividades mercantis e manufatureiras, tanto na metrĂłpole como nas do monopĂłlio, o Estado concedia Ă burguesia, atravĂ©s das Companhias de ComĂ©rcio, o direito de explorar o comĂ©rcio de pessoas escravizadas, a venda de produtos agrĂcolas, burguesia, favorecida pela concessĂŁo exclusiva, comprava pelo preço mais baixo o que os colonos produziam e vendiam pelo preço mais alto tudo o que os colonos necessitavam. Dessa forma, a economia colonial funcionava como um complemento da economia da significa proteger o mercado interno de um do aumento das tarifas alfandegárias, que elevava os preços dos produtos importados, os governos garantiam o mercado interno para os produtores protecionismo tambĂ©m ocorria atravĂ©s da proibição de se exportar matĂ©rias-primas que favorecessem o crescimento industrial do paĂs mercantilistas defendiam a ideia de que a riqueza de um paĂs era medida pela quantidade de ouro e prata que isso, houve a busca por regiões na AmĂ©rica onde fosse possĂvel extrair estes metais tambĂ©m MetalismoFases do MercantilismoAo longo de trĂŞs sĂ©culos, os pensadores mercantilistas foram mudando sua opiniĂŁo a respeito do que faria a riqueza de uma nação. Por isso, identificamos duas fases das práticas mercantilistasMercantilismo metalista, sĂ©c. XVINo sĂ©culo XVI, vigorava o mercantilismo metalista. A Espanha Ă© o melhor exemplo desta fase, pois enriqueceu com o ouro e a prata, explorados no continente americano, mas como nĂŁo desenvolveu a agricultura e a indĂşstria, passou a importar produtos pagos com ouro e as importações superavam as exportações dĂ©ficit, a economia espanhola no sĂ©culo XVII, entrou numa crise que durou um longo comercial, sĂ©c. XVIPortugal foi o paĂs que demonstrou maior flexibilidade na aplicação do mercantilismo. No sĂ©culo XVI, com a descoberta do caminho marĂtimo para as ĂŤndias, pois em prática o mercantilismo comercial, comprando e revendendo mercadorias do a exploração das terras americanas, se tornou o pioneiro do mercantilismo de plantagem, baseado na produção de açúcar destinada ao mercado sĂ©culo XVIII, com o ouro de Minas Gerais, praticou o mercantilismo industrial, sĂ©c. XVIINa França, o mercantilismo estava voltado para o desenvolvimento de manufaturas de luxo para atender a nobreza e o mercado espanhol. Da mesma forma, procurou expandir suas companhias de comĂ©rcio, bem como a construção polĂtica econĂ´mica ficou conhecida como mercantilismo industrial ou colbertismo, referĂŞncia ao ministro Colbert, quem mais a do MercantilismoO mercantilismo começou a surgir na Baixa Idade MĂ©dia X a XV, Ă©poca em que teve inĂcio o processo de formação das monarquias foi somente na Idade Moderna XV a XVIII que ele se firmou como polĂtica econĂ´mica nacional e atingiu o seu passo que as monarquias europeias foram se firmando como Estados modernos, os reis recebiam o apoio da burguesia comercial, que buscava a expansĂŁo do comĂ©rcio para fora das fronteiras do disso, o Estado lhe concedia o monopĂłlio das atividades mercantis e defendia o comĂ©rcio nacional e colonial da interferĂŞncia de grupos maisLiberalismo EconĂ´micoAdam SmithCapitalismoQuestões sobre AbsolutismoProtecionismoLiberalismo Bacharelada e Licenciada em HistĂłria, pela PUC-RJ. Especialista em Relações Internacionais, pelo Unilasalle-RJ. Mestre em HistĂłria da AmĂ©rica Latina e UniĂŁo Europeia pela Universidade de Alcalá, Espanha.
Apa Itu Merkantilisme? Pengertian Merkantilisme adalah teori ekonomi yang menekankan swasembada melalui neraca perdagangan yang menguntungkan. Kebijakan merkantilis berfokus pada akumulasi kekayaan dan sumber daya sambil menjaga keseimbangan perdagangan yang positif dengan negara lain. Dengan memaksimalkan ekspor dan meminimalkan impor, merkantilisme juga dipandang sebagai bentuk proteksionisme ekonomi. Merkantilisme didasarkan pada prinsip bahwa kekayaan dunia itu statis, dan akibatnya, banyak negara Eropa berusaha mengumpulkan bagian terbesar dari kekayaan itu dengan memaksimalkan ekspor mereka dan dengan membatasi impor mereka melalui tarif. Ada pula yang berpandangan bahwa Merkantilisme adalah teori ekonomi yang menganjurkan peraturan pemerintah tentang perdagangan internasional untuk menghasilkan kekayaan dan memperkuat kekuatan nasional. Pedagang dan pemerintah bekerja sama untuk mengurangi defisit perdagangan dan menciptakan surplus. Merkantilisme sebagai bentuk nasionalisme ekonomi, mendanai pertumbuhan korporasi, militer, dan nasional. Merkantilisme mendukung kebijakan perdagangan yang melindungi industri dalam negeri. Baca juga Pengertian Perdagangan Internasional. Pengertian Merkantilisme di Beberapa Situs Populer Nah, setelah kita mengetahui pemahaman sederhana tentang definisi merkantilisme diatas, ada baiknya juga kita membaca referensi yang berasal dari para ahli, berikut penjelasannya Investopedia [Link] Merkantilisme adalah sistem perdagangan ekonomi yang membentang dari abad ke-16 hingga abad ke-18. Merkantilisme didasarkan pada gagasan bahwa kekayaan dan kekuasaan suatu negara paling baik dilayani dengan meningkatkan ekspor dan dengan demikian melibatkan peningkatan perdagangan. Wikipedia Bahasa Indonesia Merkantilisme adalah praktik dan teori ekonomi, yang dominan di Eropa abad 16 ke abad ke-18, yang dipromosikan lewat peraturan ekonomi pemerintahan suatu negara untuk tujuan menambah kekuasaan negara dengan mengorbankan kekuatan nasional saingannya. [Link] Merkantilisme adalah nasionalisme ekonomi dengan tujuan membangun negara yang kaya dan berkuasa. [Link] Merkantilisme adalah teori ekonomi yang menganjurkan peraturan pemerintah tentang perdagangan internasional untuk menghasilkan kekayaan dan memperkuat kekuatan nasional. Pedagang dan pemerintah bekerja sama untuk mengurangi defisit perdagangan dan menciptakan surplus. Secara harfiah, merkantilisme berasal dari bahasa inggris merchant yang berarti pedagang. Dalam sistem merkantilisme, negara berusaha untuk mengoptimalkan aktifitas perdagangan dalam rangka mendapatkan keuntungan yang melimpah. Merkantilisme merupakan sistem ekonomi yang bertujuan untuk melakukan aktifitas ekspor sebanyak mungkin demi mendapatkan emas atau logam mulia. Baca juga Pengertian Pelaku Ekonomi. Sejarah Merkantilisme Berasal di Eropa abad ke-16, merkantilisme dimulai dengan munculnya negara-bangsa. Teori ekonomi yang dominan adalah bahwa pasokan kekayaan global terbatas, dan menjadi kepentingan terbaik negara untuk mengakumulasi sebanyak mungkin. Selama waktu itu, kekayaan diukur dengan jumlah perak dan emas suatu negara. Untuk mengakumulasi lebih banyak kekayaan, negara-negara Eropa, seperti Inggris dan Prancis, akan fokus pada memaksimalkan ekspor mereka dan meminimalkan impor, yang menghasilkan keseimbangan perdagangan yang menguntungkan. Untuk negara-negara dengan neraca perdagangan negatif dengan negara merkantilis, selisihnya akan dibayarkan kembali dengan perak atau emas. Untuk menjaga keseimbangan perdagangan yang menguntungkan, negara-negara merkantilis awal akan memberlakukan kebijakan imperialis dengan mendirikan koloni di negara-negara yang lebih kecil. Tujuannya adalah mengekstraksi bahan mentah untuk dikirim kembali ke negara asalnya, di mana bahan itu akan dimurnikan menjadi barang-barang manufaktur. Barang-barang itu kemudian akan dijual kembali ke koloni, memungkinkan negara-negara merkantilis awal untuk mengumpulkan kekayaan melalui neraca perdagangan yang positif. Pertama kali dipopulerkan di Eropa pada tahun 1500-an, merkantilisme didasarkan pada gagasan bahwa kekayaan dan kekuasaan suatu negara paling baik dilayani dengan meningkatkan ekspor, dalam upaya mengumpulkan logam mulia seperti emas dan perak. Merkantilisme menggantikan sistem ekonomi feodal di Eropa Barat. Pada saat itu, Inggris adalah episentrum Kerajaan Inggris tetapi memiliki sumber daya alam yang relatif sedikit. Untuk menumbuhkan kekayaannya, Inggris memperkenalkan kebijakan fiskal yang mencegah penjajah membeli produk luar negeri, sambil menciptakan insentif untuk hanya membeli barang-barang Inggris. Misalnya, Undang-Undang Gula tahun 1764 menaikkan bea atas gula rafinasi asing dan molase yang diimpor oleh koloni, dalam upaya untuk memberi para petani gula Inggris di Hindia Barat monopoli pasar kolonial. Demikian pula, Undang-Undang Navigasi 1651 melarang kapal asing berdagang di sepanjang pantai Inggris dan mengharuskan ekspor kolonial terlebih dahulu melewati kendali Inggris sebelum didistribusikan kembali ke seluruh Eropa. Program seperti ini menghasilkan keseimbangan perdagangan yang menguntungkan yang meningkatkan kekayaan nasional Inggris Raya. Di bawah merkantilisme, negara-negara sering menggunakan kekuatan militer mereka untuk memastikan pasar lokal dan sumber pasokan dilindungi, untuk mendukung gagasan bahwa kesehatan ekonomi suatu negara sangat bergantung pada pasokan modalnya. Para merkantilis juga percaya bahwa kesehatan ekonomi suatu negara dapat dinilai dari tingkat kepemilikan logam mulia, seperti emas atau perak, yang cenderung meningkat dengan peningkatan pembangunan rumah baru, peningkatan hasil pertanian, dan armada pedagang yang kuat untuk menyediakan pasar tambahan dengan barang-barang dan bahan baku. Merkantilisme Kolonial Inggris Koloni Inggris tunduk pada efek langsung dan tidak langsung dari kebijakan merkantilis di dalam negeri. Berikut beberapa contohnya Produksi dan perdagangan terkendali Merkantilisme menyebabkan penerapan pembatasan perdagangan yang sangat besar, yang menghambat pertumbuhan dan kebebasan bisnis kolonial. Perluasan perdagangan budak Perdagangan menjadi triangulasi antara Kerajaan Inggris, koloninya, dan pasar luar negeri, mendorong perkembangan perdagangan budak di banyak koloni, termasuk Amerika. Koloni menyediakan rum, kapas, dan produk lain yang diminta oleh imperialis Afrika. Pada gilirannya, budak dikembalikan ke Amerika atau Hindia Barat dan diperdagangkan untuk gula dan molase. Inflasi dan perpajakan Pemerintah Inggris menuntut agar perdagangan dilakukan menggunakan emas dan perak batangan, selalu mencari keseimbangan perdagangan yang positif. Koloni sering kali memiliki sisa emas yang tidak mencukupi untuk beredar di pasar mereka, jadi mereka mengeluarkan mata uang kertas sebagai gantinya. Salah urus mata uang cetak mengakibatkan periode inflasi. Selain itu, karena Inggris Raya berada dalam keadaan perang yang hampir konstan, pajak yang berat diperlukan untuk menopang angkatan darat dan angkatan lautnya. Kombinasi pajak dan inflasi menyebabkan ketidakpuasan kolonial yang besar. Demokrasi dan perdagangan bebas menghancurkan merkantilisme di akhir 1700-an. Revolusi Amerika dan Prancis meresmikan negara-negara besar yang diperintah oleh demokrasi. Mereka mendukung kapitalisme. Adam Smith mengakhiri merkantilisme dengan publikasi “The Wealth of Nations” pada 1776. Ia berargumen bahwa perdagangan luar negeri memperkuat perekonomian kedua negara. Setiap negara mengkhususkan diri pada apa yang menghasilkan terbaik, memberinya keunggulan komparatif. Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah yang mendahulukan bisnis dari rakyatnya tidak akan bertahan lama. Kapitalisme laissez-faire Smith bertepatan dengan kebangkitan demokrasi di Amerika Serikat dan Eropa. Pada 1791, merkantilisme runtuh, tetapi perdagangan bebas belum berkembang. Sebagian besar negara masih mengatur perdagangan bebas untuk meningkatkan pertumbuhan domestik. Menteri Keuangan AS Alexander Hamilton adalah pendukung merkantilisme. Dia menganjurkan subsidi pemerintah untuk melindungi industri bayi yang diperlukan untuk kepentingan nasional. Industri membutuhkan dukungan pemerintah sampai mereka cukup kuat untuk mempertahankan diri. Hamilton juga mengusulkan tarif untuk mengurangi persaingan di wilayah tersebut. Fasisme dan totalitarianisme mengadopsi merkantilisme pada 1930-an dan 1940-an. Setelah jatuhnya pasar saham pada 1929, negara-negara menggunakan proteksionisme untuk menyelamatkan pekerjaan. Mereka bereaksi terhadap Depresi Hebat dengan tarif. Undang-undang Smoot-Hawley tahun 1930 menaikkan tarif hingga 60% pada 900 impor. Ketika negara lain membalas, perdagangan global turun 65 persen, memperpanjang depresi. Berlawanan dengan kepercayaan yang sudah mapan, para ulama menyadari bahwa kekayaan tidak terbatas, tetapi dapat diciptakan melalui alokasi tenaga kerja yang produktif. Kebijakan merkantilis juga gagal memperhitungkan manfaat perdagangan, seperti keunggulan komparatif dan skala ekonomi. Ketika negara-negara mengkhususkan diri dalam produksi barang yang mereka nikmati keuntungan komparatifnya, perdagangan dapat menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan. Realisasi tersebut mengakibatkan munculnya ekonomi pasar, di mana harga dan alat produksi digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Di bawah sistem merkantilis, pembatasan impor berarti konsumen memperoleh akses ke lebih sedikit barang dengan harga lebih tinggi. Di bawah sistem perdagangan bebas, konsumen mendapatkan keuntungan dari harga yang lebih rendah karena meningkatnya persaingan dan akses yang lebih besar ke barang dari seluruh dunia. Baca juga Peran Rumah tangga Konsumen. Tokoh Merkantilisme Beberapa tokoh yang memiliki peran besar dalam mempopulerkan merkantilisme adalah sebagai berikut Jean Bodin 1530 – 1596 Seorang ilmuwan Prancis, orang pertama yg secara sistematis menyajikan teori tentang uang & harga. Menurut Boudin, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya harga-harga. Berdasarkan teori Boudin inilah Irving Fisher mengembangkan teori Kuantitas Uang. Thomas Mun 1571 – 1641 Seorang saudagar kaya dari Inggris menulis tentang manfaat perdagangan luar negeri. Dalam buku-buku yang ditulisnya memuat tentang manfaat perdagangan luar negeri, sebagaimana yang dikutip dari aslinya oleh Edmund Whittaker 1960 dari bukunya yang kedua. Mun menulis the ordinary means therefore to encreas our wealth and treasure is by foreign trade, wherein we must ever observe this rule; to sell more to strangers yearly than we consume of theirs in value…because that part of stock which is not returned to us in wares must necessarily be brought home in treasure. Jean Babtis Colbert 1619 – 1683 Merupakan seorang pejabat Perancis yaitu menteri utama dibidang ekonomi & keuangan dlm pemerintahan Raja Louis xvi. Pada masa ini perdagangan dianggap sumber utama kemakmuran, konsekuensinya, kedudukan kaum saudagar semakin penting. Terjadi aliansi antara saudagar & penguasa. Kaum saudagar memperkuat & mendukung kedudukan penguasa. Penguasapun memberi bantuan & perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan keistimewaan-keistimewaan lainnya. Sir William Petty 1623 – 1687 Seorang pengajar di Oxford University dan banyak menulis tentang politik. Petty menganggap penting arti bekerja labor jauh lebih penting dari sumber daya tanah. Bukan jumlah hari kerja yang menentukan nilai suatu barang, melainkan biaya yang diperlukan untuk menjaga agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja. Bagaimana pula pendapatnya tentaang uang ? Menurut Petty, uang diperlukan dalam jumlah secukupnya, tetapi lebih atau kurang dari yang diperlukan bisa mendatangkan kemudharatan. Dalam kalimatnya sendiri “money is fat the body-politick, where of too much doth as often hinder its agility, as too little makes sick!” David Hume 1711-1776 Dikenal sebagai seorang filsuf daripada pakar ekonomi. Tapi kontribusinya terhadap dunia ekonomi cukup besar. Hal ini disebabkan karena Hume dan Smith sering mendiskusikan tentang pandangan-pandangannya bersama-sama. Hume menulis buku of the balance of trade, membicarakan tentang harga-harga yg sebagian dipengaruhi oleh jumlah barang dan sebagian lagi ditentukan oleh jumlah uang. Teori Merkantilisme Sebagai teori ekonomi, merkantilisme mengandalkan intervensi pemerintah untuk mengatur perdagangan internasional dan melindungi industri dalam negeri. Kebijakan merkantilis melibatkan perlindungan perusahaan domestik melalui peraturan dan promosi surplus perdagangan. Dalam konteks perdagangan internasional, neraca perdagangan yang menguntungkan dicapai melalui peraturan pemerintah, seperti tarif dan pembatasan impor. Di sisi domestik, kebijakan merkantilis mendukung industri dalam negeri dengan melakukan monopoli dan mengalokasikan modal untuk mendorong pertumbuhan. Kebijakan semacam itu adalah bentuk proteksionisme ekonomi yang dimaksudkan untuk mendorong swasembada dan bertentangan langsung dengan ekonomi perdagangan dan globalisasi pasar bebas. Seperti dilansir dalam buku Perdagangan Internasional 2018 karya Wahono Diphayana, kaum merkantilisme menilai kesejahteraan dengan emas dan perak atau logam mulia. Dalam buku Langkah Awal Memahami Hukum Perdagangan Internasional 2019 karya Venatia Sri Hadirianti, disampaikan bahwa teori merkantilisme satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melindungi perekonomian negaranya dan melakukan ekspor lebih besar daripada impor. Surplus ekspor yang dihasilkan berupa logam mulia, khususnya emas dan perak. Menurut teori ini, tujuan utama melakukan perdagangan internasional adalah untuk memperoleh tambahan logam mulia. [sumber] Dampak Merkantilisme di Indonesia Dilansir dari laman Merkantilisme memberikan dampak yang luar biasa bagi Indonesia. Sekitar abad ke-16 hingga 18 Masehi, banyak pedagang-pedagang Eropa yang melakukan hubungan perdagangan dengan masyarakat Indonesia. Indonesia merupakan penghasil komoditas rempah-rempah yang sangat dicari di pasar Internasional. Pada buku Sejarah Perekonomian Indonesia 2009 karya Leirissa dkk, merkantilisme mendorong adanya kolonialisme dan imperialisme bangsa Eropa di Indonesia. Sekitar abad ke-17 Masehi mulai muncul kongsi-kongsi dagang seperti VOC kongsi dagang Belanda dan EIC kongsi dagang Inggris di Indonesia. Kehadiran kongsi dagang Eropa di Indonesia bertujuan untuk menguasai dan memonopoli perdagangan di kawasan kepulauan Nusantara melalui jalur peperangan dan politik. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan beberapa poin diantaranya Pengertian merkantilisme Merkantilisme adalah sistem perdagangan ekonomi yang membentang dari abad ke-16 hingga abad ke-18, didasarkan pada gagasan bahwa kekayaan dan kekuasaan suatu negara paling baik dilayani dengan meningkatkan ekspor. Sejarah merkantilisme Berasal di Eropa abad ke-16, merkantilisme dimulai dengan munculnya negara-bangsa. Pertama kali dipopulerkan di Eropa pada tahun 1500-an, merkantilisme didasarkan pada gagasan bahwa kekayaan dan kekuasaan suatu negara paling baik dilayani dengan meningkatkan ekspor, dalam upaya mengumpulkan logam mulia seperti emas dan perak. Tokoh Merkantilisme Jean Bodin 1530 – 1596, Thomas Mun 1571 – 1641, Jean Babtis Colbert 1619 – 1683, Sir William Petty 1623 – 1687, David Hume 1711-1776. Teori merkantilisme Sebagai teori ekonomi, merkantilisme mengandalkan intervensi pemerintah untuk mengatur perdagangan internasional dan melindungi industri dalam negeri. Kebijakan merkantilis melibatkan perlindungan perusahaan domestik melalui peraturan dan promosi surplus perdagangan. Dampak di Indonesia Sekitar abad ke-16 hingga 18 Masehi, banyak pedagang-pedagang Eropa yang melakukan hubungan perdagangan dengan masyarakat Indonesia. Sekitar abad ke-17 Masehi mulai muncul kongsi-kongsi dagang seperti VOC kongsi dagang Belanda dan EIC kongsi dagang Inggris di Indonesia. Kehadiran kongsi dagang Eropa di Indonesia bertujuan untuk menguasai dan memonopoli perdagangan di kawasan kepulauan Nusantara melalui jalur peperangan dan politik. Demikianlah pembahasan kita tentang Merkantilisme, seperti yang kita tahu bahwa sistem ekonomi ini sebagai sejarah yang layak untuk dikenang. Adakah tokoh masa kini yang cenderung ke arah ini? tentu saja. Namun tidak dapat berkembang seperti dulu karena masing-masing negara sudah memiliki sistem ekonomi yang dianggap paling tepat.
Peletak dasar pertama sistem merkantilisme di Inggris adalah … Raja Henry VIII Pembahasan Mercantilisme adalah sistem ekonomi yang digunakan pada abad 16 hingga 18, terutama di Eropa. Tujuan dari paham merkantilisme ini adalah untuk meningkatkan kekayaan suatu negara dengan memberlakukan peraturan pemerintah yang mengatur semua kegiatan perdagangan. Merkantilisme percaya kekayaaan suatu bangsa dapat dimaksimalkan dengan membatasi impor melalui tarif dan memaksimalkan ekspor. Akibat dari merkantilisme ini adalah timbulnya kolonialisme dimana negara-negara Eropa mendirikan wilayah jajahan di berbagai penjuru dunia. Koloni atau wilayah jajahan ini didirikan untuk mensuplai negara Eropa dengan komditas dagang, yang kemudian bisa diekspor untuk memberi keuntungan dagang yang besar. Di Inggris, Merkantilisme mulai berkembang pada masa Raja Henry VIII memerintah 1509–1547. Pemerintahan Raja Henry VIII berpegang pada prinsip merkantilis dalam upaya yang, untuk meningkatkan kekayaan kerajaan Inggris dan untuk memerangi ancaman Monarki Habsburg yang memerintah di Spanyol, musuh dari Inggris saat itu yang menguasai ekonomi dunia berkan penguasaan Spanyol atas tambang emas di benua Amerika. Raja Henry VIII memerintahkan pemberlakuan pajam atas impor dari luar Inggris, untuk melindungi industri dalam negeri. Raja Henry VIII juga mendukung industri dalam negeri seperti topi dan wol. Kebijakan Raja Henry VIII kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Ratu Elizabeth I memerintah 1558–1603. Ratu Elizabeth I menegeluarkan kebijakan yang mengawali kolonialisme Inggris, seperti mengirim Sir James Lancaster ke Indonesia untuk berdagang rempah-rempah. Ratu Elizabeth I juga mengirim Sir Fancis Drake dan Wlater Raleigh untuk melakukan eksplorasi ke benua Amerika dan membangun koloni. Pelajari lebih lanjut Tuliskan 5 dampak dari merkantilisme! Kode Kelas XI Mata pelajaran Sejarah Materi Bab 1 - Bangsa Eropa di Indonesia Kata kunci Raja Henry VIII, Merkantilisme
peletak dasar pertama sistem merkantilisme di inggris adalah